Shanghai, Sabtu -
Menghadapi final, Minggu ini, Murray mengemban dua misi, yakni mempertahankan gelar dan menggusur peringkat petenis fenomenal asal Swiss, Roger Federer.
Untuk misi pertama, Murray harus mengalahkan David Ferrer. Petenis asal Spanyol itu melaju ke final setelah mengalahkan kompatriotnya, Feliciano Lopez, 6-7 (5/7), 6-3, 6-3.
Dari statistik rekor pertemuan, Murray lebih unggul atas Ferrer. Dari tujuh kali pertemuan, petenis peringkat keempat dunia itu menang empat kali dan kalah tiga kali. Semua kemenangan Murray terjadi di lapangan keras, sementara tiga kekalahannya dari Ferrer terjadi di lapangan tanah liat.
Turnamen Shanghai Masters berlangsung di lapangan keras. Jadi, peluang Murray untuk menang atas Ferrer cukup terbuka. Terakhir Murray menang atas Ferrer di Tokyo, Jepang, dengan skor 6-2, 6-3.
Meski demikian, bukan berarti semuanya akan berjalan mudah. Ferrer sejauh ini membuktikan determinasinya di lapangan. Permainan ofensif Ferrer membuat petenis Juan Carlos Ferrero dan Andy Roddick terjungkal tanpa daya menahan laju Ferrer.
Senjata itu pula yang menjadi andalan Ferrer saat tampil di semifinal. Kehilangan set pertama, Ferrer bisa kembali bangkit dan menang.
”Mungkin itu pertandingan terbaik saya. Saat saya kehilangan set pertama, saya langsung berupaya melupakannya dan fokus pada set berikutnya. Hasilnya, saya bermain lebih bagus pada set kedua dan ketiga,” kata Ferrer.
Mengenai pertandingan melawan Murray, Minggu, Ferrer mengatakan dia harus dapat bermain lebih baik ketimbang di semifinal.
”Andy bermain sangat bagus. Dia pemain papan atas dunia yang sulit dikalahkan. Saya harus bisa mengambil sejumlah pelajaran dari kekalahan sebelumnya,” ujar Ferrer.
Bagi Murray, jika berhasil mengalahkan Ferrer, secara otomatis dia akan memenuhi misi keduanya, yakni menggeser peringkat Federer dari posisi ketiga ke peringkat keempat, seperti yang dikonfirmasikan pihak ATP. Kemenangan di Shanghai bakal menambah koleksi poin Murray sebanyak 1.000.
Jika hal itu terjadi, bagi Federer, si pemegang gelar juara 16 turnamen grand slam, akan menjadi peringkat paling rendah dalam delapan tahun terakhir.
Tahun ini, Federer absen di Shanghai. Dampaknya bukan hanya tidak mendapat poin, tetapi juga kehilangan 600 poin karena Federer adalah runner-up tahun lalu. Federer pernah memegang rekor menjadi petenis nomor satu dunia tanpa putus selama 237 pekan.