JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU berkapasitas 2 X 1.000 mega watt (MW) akan dikerjakan oleh PT Bhimasena Power Indonesia atau BPI. Proyek senilai 4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 35,2 triliun ini akan dikerjakan tahun ini dan diperkirakan akan siap digunakan pada 2016.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Kamis (6/10/2011) usai menghadiri penandatanganan lima dokumen terkait pembangunan proyek PLTU 2x1.000 MW itu.
BPI tidak lain merupakan perusahaan yang dibentuk oleh tiga perusahaan lain, yang sebelumnya telah membentuk konsorsium yang memenangkan tender pembangunan proyek PLTU 2x1.000 MW di Jawa Tengah ini. Ketiga perusahaan yang membentuk konsorsium tersebut adalah Electric Power Development Co Ltd (J-Power) asal Tokyo, lalu PT Adaro Power (anak usaha Adaro Energy Tbk) asal Indonesia, dan Itochu Corporation asal Tokyo, Jepang.
Saat ini, BPI dipimpin oleh seorang presiden bernama Kenichi Seshimo. Selain menjadi pelaksana pembangunan proyek PLTU tersebut, BPI juga menandatangani perjanjian pemasokan listrik selama 25 tahun kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Dengan demikian, BPI yang dibentuk pada Juli 2011 ini akan membangun (build), memiliki (own), dan mengoperasikan (operate) pembangkit listrik berbahan baku batu bara berkalori rendah ini. Dengan kapasita 2.000 MW tersebut, PLTU yang berbasis di Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini akan menjadi yang terbesar di Asia.
Hatta mengatakan, PLTU Jawa Tengah ini merupakan proyek pajangan pemerintah yang akan ditunjukan kepada calon-calon investor lain agar ikut membangun proyek infrastruktur dengan mekanisme Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS). Proyek ini merupakan proyek KPS pertama yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
"Pada tahun 2006, pemerintah telah menetapkan proyek PLTU Jawa Tengah ini sebagai salah satu model proyek KPS," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.