JAKARTA, KOMPAS
Pada kuarter pertama, Aspac menunjukkan dominasinya dengan pola menyerang dan membukukan poin 16-10. Namun, CLS membalas gebrakan Aspac pada kuarter kedua dan unggul 17-14.
Kuarter ketiga menjadi titik balik CLS untuk menunjukkan kekuatannya. Aspac tidak berdaya menghadapi serangan dan pertahanan CLS. Alhasil, CLS unggul 15-3, dan total poin menjadi 42-33. Pada kuarter keempat, Aspac bangkit, tetapi sulit untuk menutup ketertinggalan angka yang sangat jauh pada kuarter ketiga. Kedua tim sama-sama mencatatkan skor 17 poin.
Kemenangan ini sudah diidam-idamkan CLS sejak laga pertama, 23 September 2011. Pelatih CLS Risdianto Roeslan menyatakan, tahun ini timnya sudah bertekad untuk juara. CLS melaju ke final setelah menaklukkan Garuda, 60-44, Sabtu (1/10).
Garuda Flexi Bandung merebut peringkat ketiga setelah menumbangkan Pelita Jaya Esia Jakarta, 49-41. Pertandingan berlangsung ketat, masing-masing menerapkan strategi pertahanan yang rapat sehingga perolehan angka pun kejar-mengejar.
Pelatih Garuda Wan Amran mengatakan, kondisi timnya sedang bagus ketika melawan Pelita Jaya. Ini berbeda pada saat laga semifinal melawan CLS Knights, meski Amran sebelumnya melatih CLS. ”Para pemain sedang bermain bagus, makanya bisa mengalahkan Pelita Jaya.” Pada semifinal, Aspac unggul dengan selisih angka telak, 60-39, saat menghadapi Pelita Jaya. Sigit Harun menjadi pengumpul angka terbanyak bagi Aspac dengan 15 poin.