Markis/Hendra melaju ke babak empat besar setelah Jumat kemarin menaklukkan pasangan Korea Selatan, Lee Yong Dae/Ko Sung Hyun, 21-10, 15-21, 21-14. Sementara Bona/Ahsan mencapai babak semifinal dengan mengalahkan pasangan China, Liu Xiaolong/Qiu Zihan, 21-5, 21-16.
Bagi Markis/Hendra, hasil ini lebih bagus dibandingkan dengan penampilan mereka pada dua turnamen sebelumnya, yakni GP Gold Taiwan dan China Masters. Pada dua ajang itu, Markis/Hendra cuma sampai babak perempat final dan babak kedua.
Seperti diberitakan sebelumnya, menurut pelatih mereka, Sigit Pamungkas, Markis/Kido membutuhkan upaya lebih keras untuk bisa kembali mengangkat performa terbaik mereka.
Juara Olimpiade Beijing 2008 ini terus mengalami penurunan performa sejak tampil sebagai juara pada Asian Games di Guangzhou, China, akhir tahun lalu. Masalah cedera dan kondisi fisik serta stamina keduanya kerap menjadi sandungan.
Sementara buat Bona/Ahsan, hasil ini melanjutkan tren positif permainan mereka. Setelah tampil bagus pada Indonesia Open, pasangan utama pelatnas Cipayung ini bermain cukup solid pada Kejuaraan Dunia di London. Hasil semifinalis cukup menjanjikan buat mereka karena hanya dikalahkan oleh pasangan papan atas dunia.
Pekan lalu pada China Masters, Bona/Ahsan juga tampil cukup mengesankan. Mereka kalah tidak memalukan karena bisa memberikan perlawanan kepada ganda Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen.
Melawan Markis/Hendra pada semifinal, peluang mereka untuk menang cukup terbuka. ”Jika melihat permainan mereka, peluangnya cukup besar. Sekarang tinggal bagaimana mereka bisa menjaga kondisi mental mereka,” kata mantan pemain ganda Indonesia, Candra Wijaya.
Juara Olimpiade Sydney ini menambahkan, prospek Bona/Ahsan cukup menjanjikan. Apalagi, pada pelatnas Cipayung posisi mereka sudah menjadi pemain utama.
Dari statistik pertemuan, kedua pasangan ini baru bertemu satu kali pada turnamen internasional, yakni China Masters tahun 2008. Ketika itu, Markis/Hendra menang dua gim, 21-17, 21-18.