Sama dengan voli indoor
Persaingan di cabang voli pantai putra hingga kini bisa dibilang masih longgar. Pada setiap kejuaraan voli pantai se-Asia Pasifik, putra Indonesia selalu mengalahkan Thailand, bahkan tim-tim kuat di Asia seperti Kazakhstan dan Iran yang mengirim tim lapis kedua mereka.
Rekam jejak di SEA Games sejak 2003, voli pantai putra Indonesia selalu mengantongi emas. Bahkan, di SEA Games 2005 dan 2009 terjadi all Indonesian final. Menjadi wajar dan masuk akal jika target di SEA Games 2011 bukan hanya medali emas, melainkan juga mempertahankan all Indonesian final untuk meraih emas dan perak.
”Impian saya, bisa emas di Asian Games. Kapan itu? Kami selalu berusaha, tetapi rupanya emas belum berpihak kepada kita. Untuk SEA Games, saya selalu berharap bisa terjadi final sesama Indonesia untuk tim putranya,” kata Kepala Bidang Voli Pantai PB PBVSI Slamet Mulyanto.
Slamet yakin Indonesia akan selalu meraih emas di SEA Games. Kini, asa ”Merah-Putih” masih bergantung kepada pasangan Andy Ardiansyah/Koko Prasetyo Darkuncoro sebagai satu-satunya pasangan senior. Hingga sekarang, belum ada tim pelapis di bawah Andy/Koko dengan kemampuan teknis yang mendekati pasangan ini.
Jumlah atlet di timnas voli pantai sekarang masih 150 persen dari target atau tiga pasangan atau enam atlet. Untuk putra, mereka adalah pasangan Andy/Koko, Dian Putra Santosa/Muhammad Bastomi, dan Fahriansyah/Ade Candra
Selepas Kejuaraan Asia Pasifik di Palembang, 12-16 Oktober 2011, jumlah atlet berkurang menjadi 100 persen atau dua pasangan. Artinya, satu pasangan harus dipulangkan.
Menurut Slamet, sulit untuk mencoret satu pasangan karena kemampuan dua pasangan, Indonesia 2 dan Indonesia 3, relatif berimbang. Jika mencermati pola pemaduan pasangan oleh PBVSI, sepertinya tim pelatih masih coba-coba. Dian/Chandra, misalnya, pernah dipasangkan dan terbukti mampu bermain cantik dan meraih peringkat di Kejuaraan Asia Pasifik 2010 di Belitung. Namun, pasangan ini lantas diubah. Dian dipasangkan dengan Juniartha Wibawa saat mengikuti Kejuaraan Asia Pasifik di Iran. Hasilnya pun lumayan, berada di peringkat kelima.
Akan tetapi, Juniartha yang kompak dengan Dian justru dicoret. Alasan pelatih, Dian dan Juniartha memiliki tipe permainan sama sehingga tidak saling melengkapi. Jadi, Dian dipasangkan dengan Bastomi yang berpostur lebih tinggi ketimbang Juniartha. Padahal, Dian belum pernah berpasangan dengan Bastomi sebelumnya. ”Saya menurut pelatih mau dipasangkan dengan siapa saja, asalkan waktunya masih panjang untuk berlatih,” ungkap Dian.
Apakah tim putra mampu mempertahankan emas dan perak sekaligus? Untuk tim putri, dapatkah meraih medali perak? ”Kami melihat hasil di Kejuaraan Asia Pasifik di Palembang karena Thailand dan Malaysia juga ikut,” papar Slamet. Pelatih tim putri, Agus Salim, yakin, pasangan Ayu/Yokbeth mampu meraih medali. Jika tidak perak, ya, perunggu.