Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yayasan Peduli Mantan Olahragawan Harus Kreatif

Kompas.com - 14/09/2011, 19:21 WIB

JAKARTA, Kompas.com – Kehidupan memprihatinkan yang dialami para mantan olahragawan Indonesia, menggugah hati banyak pihak. Selain pemerintah, beberapa yayasan juga merasa terpanggil untuk melakukan hal tersebut, seperti Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI).

Akan tetapi, banyak yayasan yang akhirnya tak bisa melanjutkan bantuannya kepada para mantan olahragawan. Persoalan yang kerab dihadapi adalah faktor dana. Bagaimana yayasan-yayasan kemanusiaan ini bisa bertahan dalam kemandiriannya?

"Yayasan yang ada sekarang, tidak banyak yang eksis dalam jangka panjang karena masalah dana operasional. Karena itu, perlu kreativitas pemberdayaan segala upaya agar yayasan tetap berjalan, dan bantuan untuk para mantan olahragawan tetap berkesinambungan," demikian penjelasan Anton Sajoyo, pengamat olahraga, dalam diskusi olahraga, Selasa (13/9/11), di Jakarta.

"Pendanaan sebuah yayasan, seperti Yayasan Olahragawan Indonesia, perlu dijadikan contoh untuk yang lainnya, karena YOI menciptakan usaha yang menguntungkan sebagai upaya memperoleh dana yang akan diserahkan untuk kegiatan memberdayakan mantan olahragawan yang hidupnya masih sangat prihatin," jelas Anton.

Sukarnah (lempar lembing) dan Nico Thomas (petinju), adalah dua dari banyaknya mantan olahragawan yang hidupnya memprihatinkan. Mereka adalah potret keironisan olahraga di Indonesia. Indahnya prestasi yang mereka torehkan tidak seindah guratan kehidupan yang dijalani.

Lebih lanjut Anton menjelaskan: "Dalam upaya mengangkat taraf kehidupan ekonomi mantan atlet, pemerintah telah melakukan berbagai bantuan. Wujud kepedulian pemerintah ini masih harus dibantu oleh pihak swasta, karena Pemerintah sendiri juga tidak mempunyai dana yang cukup untuk membantu memberdayakan para mantan atlet.

"Banyak mantan olahragawan yang mendapatkan bantuan dana, rumah, maupun modal usaha. Tetapi, dengan banyaknya jumlah mantan olahragawan yang memerlukan bantuan, pemerintah pun memerlukan bantuan dari pihak lain, dalam hal ini pihak swasta, seperti yang telah dilakukan Yayasan Olahragawan Indonesia."

Program-program sosial yang dilaksanakan pemerintah untuk membantu mantan olahragawan yang hidupnya memprihatinkan didukung oleh dana yang telah dianggarkan secara khusus untuk kepentingan olahraga di Indonesia. Bagaimana dengan pihak swasta seperti yayasan?

Lain halnya dengan pemerintah, sebuah yayasan harus berusaha sendiri dalam memperoleh pendanaan. Sokongan dana yayasan biasanya didapat dari donatur/sponsor, maupun kepedulian individu. YOI sebagai yayasan yang peduli terhadap perolahragaan di Indonesia, terutama olahragawan dan mantan olahragawan, juga memerlukan sokongan dana untuk tetap mewujudkan impian, yaitu Indonesia Juara.

Dalam diskusi yang sama, Suharyadi, mantan petenis nasional yang juga suami dari Yayuk Basuki mengatakan: "Sebaiknya mantan atlet sudah harus mempersiapkan dirinya untuk memasuki masa pensiun. Setiap atlet hendak tetap fokus pada keahliannya di masa pensiun, dengan mempersiapkan diri untuk menjadi pelatih, mendirikan sekolah tenis atau cabang lainnya, yang tentunya persiapan ini harus dibantu terutama oleh pemerintah, dan pihak swasta juga."

"Yayasan yang membantu mantan olahragawan, memang harus berusaha sendiri untuk tetap eksis, sehingga dapat terus berkomitmen menjalankan program-program sosialnya, terutama dalam memberdayakan mantan atlet, untuk bisa menjadi, misalnya: pelatih di bidangnya masing-masing.  

"Oleh karena itu, YOI harus mencari solusi pendanaannya dengan melibatkan seluruh insan yang peduli dan cinta terhadap olahraga di Indonesia, dan ini perlu dukungan semua pihak."

Contohnya seperti YOI, yang pendanaan utamanya didapat dari penjualan kartu perdana dan voucher pulsa Kartu Prima Merah Putih yang kerjasama dengan Telkomsel. Nantinya, 80 persen dari penjualan Kartu Prima Merah Putih akan ditujukan untuk membantu olahraga Indonesia, khususnya mantan olahragawan.

Penjualan Kartu Prima Merah Putih akan menyongkong pendanaan yayasan ini untuk mencapai maksud dan tujuannya, Indonesia Juara. Yayasan harus mengutamakan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas. Setiap hasil yang didapat dari penjualan Kartu Prima Merah Putih dapat dipertanggungjawabkan.

Yayasan-yayasan yang berdiri untuk membantu mantan olahragawan, yang berdiri karena kepeduliannya terhadap olahraga di Indonesia, hendaknya dapat juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama terpanggil ikut berpartisipasi membantu olahragawan maupun mantan olahragawan Indonesia, seperti YOI dengan program Kartu Prima Merah Putihnya.

Kepedulian terhadap olahraga di Indonesia juga merupakan kepedulian masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung masyarakat Indonesia juga ikut serta berpartisipasi dalam membantu mantan olahragawan dan olahragawan, untuk Indonesia Juara. (*)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Leverkusen 46 Laga Tanpa Kalah, Xabi Alonso Benar-benar Fenomenal

Leverkusen 46 Laga Tanpa Kalah, Xabi Alonso Benar-benar Fenomenal

Bundesliga
Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Liga Italia
Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com