Nama Justin Gatlin (29) pernah diagung-agungkan di pentas atletik negeri Paman Sam. Sebab, Justin Gatlin memang pernah menjadi andalan Amerika Serikat pada nomor 100 dan 200 meter.
Hal tersebut wajar mengingat pemuda asal Brooklyn, New York, ini memiliki prestasi gemilang. Itu setelah ia mempersembahkan medali emas untuk kontingen Olimpiade Athena 2004, di nomor 100 meter.
Saat itu, Gatlin mencapai finis dengan waktu 9,85 detik untuk mengalahkan Francis Obikwelu dari Portugal serta jawara sebelumnya yang juga berasal dari AS, Maurice Greene.
Ketika turun di nomor 200 meter, Gatlin hanya berada di urutan ketiga untuk membawa pulang medali perunggu. Namun, sewaktu memperkuat tim estafet 4 x 100 meter AS, Gatlin menyumbang medali perak.
Nama Gatlin kembali bersinar ketika ia mampu mengawinkan medali emas 100 dan 200 meter di Kejuaraan Dunia Helsinki 2006.
Tentu, Gatlin bukan atlet pertama yang mampu mengawinkan kedua medali tersebut. Sebab sebelumnya sudah ada Maurice Greene dan Tyson Gay.
Setelah sempat dilarang bertarung selama dua tahun oleh IAAF pada 2001, memasuki tahun 2006 Gatlin kembali dijatuhi hukuman. Kali ini setelah USADA, Badan Anti-doping AS, mendapatkan hasil positif tes doping dirinya.
Apabila sebelumnya Gatlin kedapatan positif amphetamine yang disebabkan karena pengobatan dirinya di kala kecil, kali ini Gatlin positif testosterone.
Semula dia dihukum delapan tahun. Namun, setelah lewat banding, Gatlin diputuskan tidak bisa mengikuti berbagai kegiatan atletik selama empat tahun, sejak Mei 2006.
Masa hukuman dirinya telah berakhir pertengahan tahun lalu. ”Si Anak Hilang” Gatlin telah kembali menunjukkan prestasinya.
Absennya Tyson Gay, sprinter nomor dua dunia, menjadikan Gatlin sebagai andalan kontingen AS yang merupakan juara umum Kejuaraan Dunia 2009.
Sayangnya, Gatlin tidak berada dalam kondisi yang fit saat di Daegu, Korea Selatan. Mengingat kakinya baru saja mengalami frostbite (mati rasa karena suhu dingin) akibat masuk ke chamber, sebagai salah satu bagian latihan.
Beruntung Gatlin tidak kehilangan jari kakinya. Hanya pasti akan jauh berbeda ketika dia harus tampil maksimal untuk bersaing dengan sprinter Jamaika seperti Usain Bolt yang sudah merajai dunia. Sebab, Bolt tentu ingin mempertahankan gelar juaranya di nomor 100, 200 meter, dan 4 x 100 meter. Akan tetapi, Gatlin berujar optimistis, ”Ketika sudah berada di trek, maka semuanya akan berubah.”