KOMPAS.com - Marco Simoncelli ingin melanjutkan eforia di Brno, Republik Ceko, setelah mengakhiri penantiannya untuk naik podium MotoGP. Si jabrik asal Italia tersebut menyeberangi Samudera Atlantik untuk datang ke Sirkuit Indianapolis dengan tekad kuat minimal mempertahankan prestasi terbaiknya pada balapan terakhir yang berlangsung pada 14 Agustus.
Sejak naik ke MotoGP pada 2010, Simoncelli belum pernah merasakan kenikmatan berada di atas podium kelas paling bergengsi tersebut. Penantian hampir selama dua tahun akhirnya terwujud ketika mantan juara dunia kelas 250cc tersebut finis di posisi tiga GP Republik Ceko.
Keberhasilan tersebut membuat "Super Sic" kian percaya diri. Tekad serupa kembali dicanangkannya menjelang balapan di Indianapolis akhir pekan ini.
"Beban berat yang ada di pundakku sudah terangkat di Brno, berkat podium pertamaku di MotoGP dan podium ke-30 di semua kategori. Ini menjadi sumber kepuasan karena kami sudah mengincarnya sejak seri pembuka musim ini dan tak mampu mewujudkannya karena berbagai alasan," ujar Simoncelli.
"Awan kelabu yang selama ini menggantung di atas kami, sudah sirna, dan semoga podium itu akan membuat semuanya menjadi lebih mudah pada putaran kedua musim ini. Saya merasa kuat dan akan pergi ke Amerika dengan suasana hati yang bagus untuk melanjutkan kemajuan yang positif ini."
Memang, sejak awal musim 2011 ini Simoncelli selalu menjadi favorit di setiap seri. Pasalnya, pebalap berambut jabrik ini tampil sangat mengesankan selama latihan bebas dan kualifikasi. Terbukti, dari 11 seri yang sudah dilakoni, dia enam kali start dari barisan terdepan.
Sayang, Simoncelli tak bisa mengonversi semuanya itu menjadi hasil maksimal, karena kecelakaan lebih akrab menghampirinya saat balapan. "Super Sic" masih sering emosional dan terlalu agresif, sehingga balapannya tak pernah mulus.
Keberhasilan Simoncelli naik podium itu juga mendapat pujian dari bos tim San Carlo Gresini Honda, Fausto Gresini. Menurutnya, mujizat menghampiri Simoncelli, sehingga nasib sial yang kerab menimpa akhirnya berlalu.
"Rasanya seperti sebuah mukjizat yang mustahil karena sejumlah podium yang sudah berada di genggaman harus terlepas lagi hanya karena satu alasan atau hal lainnya. Tetapi Marco dan tim terus melakukan pekerjaan yang fantastis untuk tidak kehilangan kepercayaan dan terus percaya pada potensi mereka," ujar Fausto Gresini.
"Sekarang dia telah mematahkan hambatannya dan semoga segalanya bisa lebih mudah bagi Marco. Dia bisa lebih santai di sepeda motor dan potensinya akan lebih meningkat," tambah sang manajer.
Akan tetapi, karakter Sirkuit Indianapolis bisa menjadi penghambat Simoncelli untuk mewujudkan tekadnya tersebut. Ukuran tubuhnya yang besar bak raksasa, akan membuatnya kesulitan bersaing dengan para rival.
"Indianapolis adalah sirkuit yang secara keseluruhan saya suka. Tetapi saya akan mengalami sedikit kesulitan dibandingkan dengan para pebalap lain yang lebih kecil, karena gigi pertama pada tikungan terakhir mengawali lintasan lurus yang panjang," jelasnya. "Ini adalah masalah bagi kami, tapi kami akan melakukan yang terbaik dan mencoba untuk mengatasinya sehingga masalah yang dihadapi bisa sesedikit mungkin."
Saat ini Simoncelli berada di posisi delapan klasemen sementara. Dengan tujuh seri tersisa pada musim ini, sulit rasanya bagi dia untuk masuk posisi tiga besar yang dihuni pebalap Repsol Honda, Casey Stoner, pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, serta kompatriotnya yang merupakan rekan setim Stoner, Andrea Dovizioso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.