Sejak SEA Games XIX/1997 di Jakarta dengan meraih delapan emas dari atletik, baru 10 tahun kemudian atletik kembali merebut lebih dari lima emas, di SEA Games Thailand.
Peta kekuatan Indonesia di cabang atletik pada SEA Games XXVI/2011 belum banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan SEA Games Laos, terutama untuk atlet-atlet yang berpotensi meraih medali emas.
Para pendulang emas di SEA Games Laos adalah Suryo Agung Wibowo di nomor 100 meter dan 200 meter, Triyaningsih di nomor 5.000 meter dan 10.000 meter, Dedeh Erawati di nomor 100 meter lari gawang, Dwi Ratnawati di nomor lempar cakram, dan Agus Prayogo di nomor 10.000 meter.
Perubahan peta kekuatan yang mencolok terjadi pada nomor lari jarak pendek 100 meter dan 200 meter dengan mundurnya Suryo Agung Wibowo dari pelatnas SEA Games. Dengan tidak adanya Suryo, kekuatan Indonesia di lari jarak pendek mulai goyah.
Suryo adalah pemegang rekor SEA Games di nomor 100 meter putra dengan catatan waktu 10,17 detik yang ia raih di SEA Games Laos.
Menurut manajer tim SEA Games XXVI/2011, Paulus Lay, Senin (22/8), cabang atletik menargetkan dapat mempertahankan perolehan tujuh medali emas seperti di SEA Games Thailand dan Laos. Target di SEA Games bulan November memang tidak dinaikkan berdasarkan perhitungan kekuatan cabang atletik Indonesia dibandingkan dengan kekuatan lawan.
”Enam medali emas sudah bagus. Tetapi, kalau bisa, dapat tujuh emas,” kata Paulus.
Paulus enggan menjelaskan secara rinci nomor-nomor apa yang tergolong aman, atau berpeluang besar meraih medali emas, dengan alasan hal tersebut bagian dari strategi.
Berdasarkan prestasi atlet atletik selama uji coba persiapan SEA Games baik di dalam maupun luar negeri, kemudian regenerasi atlet atletik yang belum memunculkan nama-nama baru, kekuatan atletik Indonesia masih bertumpu kepada nama-nama peraih emas di SEA Games Laos.
”Untuk nomor-nomor lari jarak pendek, peluang Indonesia meraih emas masih 50:50 karena kita sebagai tuan rumah tentu lebih semangat. Siapa tahu ada kejutan di nomor 100 meter dan 200 meter,” ujar Paulus.
Namun, bukan berarti tanpa Suryo kekuatan sprinter muda Indonesia tidak bisa diandalkan. Pelatih sprint dan tim estafet putra, Eni Nuraini, mengungkapkan, masih ada beberapa sprinter muda yang bisa diturunkan di nomor 100 meter dan 200 meter sekaligus diturunkan di nomor estafet, antara lain Fadlin, Farrel Oktaviandi, Iswandi, Safwaturahman, Edi Ariansyah, dan Fernando Lumain. Sprinter Franklin Burumi juga bisa ditarik kembali meskipun ia sudah terdegradasi.
Menurut Paulus, peluang emas masih besar di nomor lari jarak menengah dan jarak jauh serta nomor lain yang diunggulkan. Di nomor lari jarak menengah dan jauh, ada dua pelari andalan, Agus Prayogo dan Triyaningsih. Kemampuan Dedeh Erawati di nomor 100 meter lari gawang juga bisa diandalkan.
Di nomor lempar, andalan Indonesia untuk meraih emas sementara ini hanyalah Dwi Ratnawati di lempar cakram. Adapun atlet lain yang bisa menjadi kuda hitam adalah Dudung Suhendi di nomor lontar martil dan Hermanto di nomor lempar cakram. Untuk lempar lembing, Indonesia belum bisa berbicara banyak karena kekurangan bibit atlet di nomor ini.