Depok, Kompas
Ardi dan Autumn Spirit tampil serasi saat melompat dan mengelilingi arena pertandingan di Arthayasa Stable, Depok, Jumat (19/8). Joki dari Trijaya Equestrian Center itu juga tidak membuat kesalahan serius sehingga meraih nilai tertinggi dari juri.
Urutan kedua adalah Asep Lesmana dengan kuda Chelecyn Chessa Peak. Asep mendapat nilai rata-rata 64,78 persen dengan penalti 52,80.
Di urutan ketiga adalah Ferry Sutoyo dengan kuda Tag Heuer. Ferry meraih nilai rata-rata 64,57 persen dengan penalti 53,10
Prasetiana Sumiskun, Manajer Arena Tim Equestrian Indonesia untuk SEA Games, mengatakan, untuk kelas tri lomba ada tiga subkelas yang dilombakan. Ketiga subkelas itu adalah tunggang serasi, lompat rintangan, dan cross country, atau lintas alam.
Dua belas atlet peserta subkelas tunggang serasi akan kembali mengikuti seleksi subkelas lompat rintangan dan lintas alam. Peraih nilai tertinggi di tunggang serasi belum tentu menjadi peraih nilai tertinggi di dua nomor lainnya.
”Jumlah nilai penalti akan menjadi standar penentuan peringkat para atlet. Lima atlet dengan nilai penalti paling rendah akan lolos ke SEA Games 2011,” kata Prasetiana.
Nilai penalti di subkelas lintas alam cukup besar karena tidak boleh ada penolakan dari kuda untuk melompati salah satu rintangan. Penolakan dari kuda akan menyebabkan penunggangnya mendapat penalti 20 poin.
Pada subkelas lompat rintangan, kuda yang menjatuhkan satu rintangan akan dikenai penalti empat poin. Semakin banyak rintangan yang dijatuhkan, penalti semakin banyak.
Pada ajang tersebut juga digelar kejuaraan dunia berkuda World Jumping Championships 2011 untuk kelas lompat rintangan. Terdapat 31 peserta resmi dan dua peserta tambahan yang berlaga di nomor rintangan dengan tinggi 100 sentimeter, 110 sentimeter, dan 120 sentimeter.
Nomor lompatan 100 sentimeter dan 110 sentimeter masing-masing diikuti 14 peserta. Sementara itu, di nomor lompatan 120 sentimeter hanya diikuti tiga peserta resmi dan dua peserta tambahan.
Hasil dari nomor 120 sentimeter di Indonesia akan dibandingkan dengan hasil nomor yang sama pada kejuaraan dunia yang digelar di negara-negara lain di zona sembilan Asia Tenggara. Peraih nilai penalti terkecil berhak mengikuti final kejuaraan dunia berkuda tahun depan.
Ajang ini dimenangi Brayen Brata-Coole dan kuda Zinnie dari Bandung Equestrian Center. Mereka mendapat nilai penalti empat. Pada putaran pertama, Brayen dan Zinnie mampu melewati semua rintangan dengan sempurna. Akan tetapi, di putaran kedua, kaki Zinnie menjatuhkan satu rintangan terakhir.