Saat tiba di Kuala Lumpur, pebulu tangkis tunggal putra nomor satu dunia, Lee Chong Wei, masih belum bisa menutupi kekecewaan atas kegagalannya meraih gelar juara dunia. Kekalahannya di final dari pemain China, Lin Dan, diakuinya lebih menyakitkan dibandingkan turnamen lainnya.
”Ini pertandingan saya yang terbaik saat menghadapi Lin Dan. Saya hanya kurang beruntung hingga kalah,” ujarnya. ”Namun, saya berjanji akan kembali lebih kuat untuk menghadapi Olimpiade London tahun depan dan semoga mental saya pun akan lebih baik,” kata Chong Wei seperti dikutip The Star.
Lee Chong Wei tidak hanya gagal mewujudkan ambisi pribadinya, tetapi juga harapan Malaysia untuk meraih gelar juara dunia pertama sejak 1977 setelah kalah rubber game 22-20, 14-21, 21-23. Itu sebabnya, kekalahan dari Lin Dan terasa lebih menyakitkan. Chong Wei menjadi tumpuan terbaik negaranya karena sejak 2008 Lee Chong Wei nyaris tidak terputus menyandang peringkat nomor satu dunia.
Ironisnya, dalam kurun itu, tidak ada satu pun gelar paling bergengsi yang pernah dia sandang. Tidak juara dunia. Tidak emas olimpiade. Pelatih timnas Malaysia, Tey Seu Bock, mengatakan, Chong Wei sudah tampil ngotot menghadapi Lin Dan. ”Sayang sekali ia gagal, meski sudah bermain habis-habisan,” kata Seu Bock.
Seu Bock sendiri secara jantan memuji penampilan Lin Dan, terutama mental bertandingnya. ”Chong Wei sudah dua kali membuat match point, tetapi tak berani ambil risiko. Sebaliknya, Lin Dan punya mental yang kuat,” ujar Seu Bock.
Legenda Malaysia, Tan Yee Khan, meminta Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) berpikir jangka panjang. ”Kita masih bisa berharap kepada Chong Wei untuk dua tahun ke depan. Namun, setelah itu tidak ada pemain yang bisa menjadi harapan. Ini mengkhawatirkan bila mengingat tradisi bulu tangkis Malaysia,” kata Yee Khan yang pernah dua kali menjadi juara di turnamen All England.