Jakarta, Kompas
Kehadiran Li Mao diharapkan bisa menjadi suntikan motivasi buat pemain. Sebelum-sebelumnya pemain merasa berjuang sendirian, termasuk saat tampil di Piala Sudirman, Mei lalu.
”Li Mao berangkat bersama asistennya, Wong Tat Meng. Mereka berangkat dengan empat pemain tunggal ke Irlandia terlebih dahulu, Senin ini (kemarin malam), untuk latihan di Lisburn Racquets Club, Irlandia utara,” kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Hadi Nazri, Senin (1/8).
Hadi mengakui, selama ini ada keluhan dari pemain soal ketidakhadiran Li Mao di lapangan pada event internasional. ”Ya, mudah-mudahan kehadiran dia di London bisa menambah semangat dan rasa percaya diri para pemain,” ujarnya.
Pada kesempatan terpisah, Li Mao mengatakan, kehadiran dia di lapangan pada event internasional sepenuhnya bergantung pada PB PBSI.
Sementara itu, soal peluang pemain tunggal pada kejuaraan dunia, Li Mao menyebut harapan tetap ada meski cukup berat. ”Saya tidak bisa memastikan. Kalau saya bisa mengatakan hasilnya, berarti saya pembohong dan saya bukan pembohong,” katanya.
Peluang sektor tunggal di kejuaraan dunia memang cukup berat. Di tunggal putri, dua andalan Indonesia, Adriyanti Firdasari dan Lindaweni Fanetri, sudah menghadapi lawan tangguh pada babak kedua.
Jika mampu mengalahkan pemain Rusia, Tatjana Bibik, Lindaweni harus berhadapan dengan pemain Jerman, Juliane Schenk. Sementara itu, Firda jika menang atas pemain Irlandia utara, Chloe Magee, pada babak pertama, laga berikutnya akan menghadapi Saina Nehwal.
Di tunggal putra, Dionysius Hayom Rumbaka pada babak pertama jumpa pemain Finlandia, Ville Lang. Jika lolos, lawan berikutnya adalah pemain nomor satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei.
Simon Santoso juga tidak mendapat jalan yang mudah. Jika lolos sampai babak ketiga, dia sudah harus berhadapan dengan Peter Gade. Namun, jika lolos, peluang Simon ke semifinal cukup besar karena lawannya antara Boonsak Ponsana (Thaliand) dan Nguyen Tien Minh (Vietnam).