Paris, Minggu -
Disebut ”seremonial” karena etape ke-21 yang hanya sepanjang 95 kilometer menyusuri jalan dari kawasan suburban Creteil menuju pusat Paris itu semata berupa jalan datar yang diapit gedung dan taman. Di rute seperti itu, hampir tak mungkin satu pebalap melepaskan diri jauh di depan rombongan untuk menyentuh garis finis sendirian.
Dengan kenyataan itulah, Evans yang baru sekali, di hari terakhir lomba, mengenakan kaus kuning sebagai pemimpin klasemen umum pun mengawali beberapa kilometer awal etape dengan santai. Segelas champagne menemaninya mengayuh, dikawal kedelapan rekan satu tim, BMC Racing.
Seperti diduga, para pebalap menyentuh finis dalam rombongan, dipimpin Mark Cavendish dari Inggris yang meneguhkan diri sebagai juara sprinter Tour de France (TdF). Tak ada selisih waktu bagi mereka, termasuk Evans yang mempertahankan kaus kuning sebagai juara umum TdF.
Sesungguhnya, gerbang kemenangan telah terbuka bagi Evans di etape ke-20, Sabtu lalu. Di tahapan individual time trial itu, Evans berubah dari pebalap yang ”main aman” menjadi petarung.
Dalam 19 etape sebelumnya, atlet yang mulai mengenal sepeda sejak umur dua tahun itu memilih untuk tidak menonjol, cukup terus menempel para pesaing utama. Alhasil, urutan kedua dan ketiga klasemen umum selalu dalam genggamannya.
Sabtu silam, kayuhan kencang Evans sebagai spesialis time trial di trek datar membalikkan keadaan. Evans yang semula tertinggal 57 detik dari pemuncak klasemen, Andy Schleck, ganti unggul 1 menit 34.
Hasil itu memaksa Schleck bersiap menyandang hattrick sebagai runner-up TdF tiga kali berturut-turut. ”Kunci keberhasilan dalam lomba ini adalah konsistensi,” ujar Evans.
Prestasi Evans sebagai juara TdF pertama dari Australia pun disambut meriah di kampung halamannya. Betapa tidak, sepanjang kariernya ikut TdF, Evans hanya dikenal sebagai salah satu calon kuat juara. Pada 2005, pebalap yang di masa kecil nyaris tewas karena kepalanya tertendang kuda itu hanya finis di urutan kedelapan, tahun berikutnya peringkat keempat.
Pada 2007, Evans harus puas sebagai runner-up, kalah dari Alberto Contador. Kedudukan itu terulang pada 2008.
Senin ini, warga Negara Bagian Victoria, Australia, berencana memakai atribut warna kuning. ”Ia jelas bagian dari Victoria dan akan tetap seperti itu. Masyara-