Tiada kegamangan bagi petinju asal Inggris, Amir Khan (24), untuk menantang pemegang titel tinju kelas welter ringan IBF, Zab Judah (33), pada 23 Juli 2011, di Las Vegas. Khan, juara welter ringan versi WBA ini, punya kecepatan pukulan sekaligus daya juang seperti Manny Pacquiao, bahkan bisa melebihinya. Setidaknya hal itu menurut pelatihnya, Freddie Roach, yang juga pernah melatih Pacquiao.
Pacquiao, petinju asal Filipina yang memiliki sejumlah nama alias seperti ”pac-man” atau ”the destroyer”, kini berusia 32 tahun. ”Pada usia 24 tahun, Amir sedikit lebih unggul dibandingkan Manny pada usia yang sama waktu itu. Manny membutuhkan waktu delapan tahun untuk menjadi petinju yang tidak terkalahkan dan mendominasi di setiap ring. Amir sudah bersama saya tiga tahun ini, dan makin dekat dan makin dekat (dengan Pacquiao),” tutur Roach, seperti dikutip Reuters.
Seperti Pacquiao, Khan ini bertangan kidal dan pukulan tangan kirinya sangat cepat. Ia juga memiliki etos kerja tinggi. Roach sangat yakin, ia akan menyamai Pacquiao menjadi petinju terbaik di kelasnya dalam waktu dua tahun ke depan.
Khan memiliki rekor bertinju 25 kali menang dengan 17 di antaranya KO, dan sekali kalah. Menghadapi Judah, figur yang sangat disegani, Khan diyakini akan mendominasi. Roach memprediksi, aksi unjuk swing dan jab di Mandalay Bay Resort & Casino ini tidak akan sampai ronde ke-12.
”Zab butuh aksi terbaiknya agar selamat di pertarungan kali ini,” kata Roach, pelatih yang pernah melatih 31 juara tinju dunia di gymnasium Wild Card miliknya di Los Angeles.
”Saya sangat memercayai anak asuh saya. Kami siap bertarung. Kami tahu kapan dan di mana harus menyerang lawan. Kami akan mengatasinya (Judah) dengan kekuatan dan kecepatan kami. Kami akan berlalu dengan kemenangan,” tutur Roach.
Apa kata Khan? Ia sepenuhnya sepakat soal mencetak kemenangan itu. Namun, ia ragu-ragu untuk membuat prediksi sekuat dan seyakin pelatihnya. ”Saya yakin bisa meng-KO lawan. Namun, saya tidak pernah bertarung untuk mencari KO. Sebab, saat itulah awal mula kesalahan kita,” tutur Khan.
Bagi Khan, ia akan datang dan melangkah menuju ring. Jika memang saatnya bisa menghantam lawan dengan KO, saat itu akan datang. ”Kami tetap siap bertanding dalam 12 ronde utuh. Kami telah berlatih sangat keras untuk laga ini dan kami tahu gim nanti akan berjalan sesuai rencana,” papar Khan.
Khan, yang menggaet titel WBA melawan Andreas Kotelnik dari Ukraina dua tahun lalu, dikenal pelatih dan penggemarnya sebagai sosok yang rendah hati. Khan menyatakan, kariernya bisa berkembang demikian cepat berkat Roach. Ia juga termotivasi dan terilhami oleh Pacquiao yang 10 kali juara dunia.
”Merekalah (Roach dan Pacquiao) yang menunjukkan hal terbaik dari diri saya. Secara mental, mereka membuat saya menjadi petinju yang lebih baik dengan cara memikirkan apa yang harus saya lakukan. Saya harus setia dan patuh dengan rencana bertanding sebelum memasuki ring, kendati nantinya saya akan bertarung sesuai seruan hati saya,” papar Khan.
Dari Pacquiao, Khan yang kelahiran Bolton ini belajar banyak hal. ”Saya senang bisa satu camp bersamanya. Ia rendah hati dan senang membantu. Hanya beberapa kata dari Manny adalah hal besar buat saya. Kami kini menjadi teman. Ini sebuah pengalaman berharga, dan kita tidak bisa membeli pengalaman,” ujar peraih medali perak olimpiade ini. Khan berencana menantang Erik Morales, lalu naik kelas, dan menjajal Floyd Mayweather. ”Kita butuh ambisi, tetapi saya akan menujunya dengan pelan,” tandas Khan. Top, Khan!