LONDON, Kompas.com - Petenis China, Li Na, menegaskan bahwa ia siap untuk menghadapi tekanan berikutnya usai menjuarai Perancis Terbuka. Pemain berusia 29 tahun ini mengatakan, dia tetap punya tekad menjadi petenis China pertama yang merebut gelar juara turnamen tenis grand slam di Wimbledon.
Li Na baru saja mengukir sejarah ketika mengakhiri penantian panjang Asia untuk menjuarai satu dari empat turnamen utama dengan menjuarai Perancis Terbuka beberapa waktu lalu. Di final turnamen yang berlangsung di Roland Garros itu, Li Na mengalahkan petenis Italia Francesca Schiavone.
Sukses Li Na diperkirakan ikut mengangkat pamor tenis di Asia setelah sekitar 116 juta penonton di China menyaksikan langsung Li Na mengalahkan Schiavone. Li Na, yang akan berhadapan dengan petenis Rusia Alla Kudryavtseva di babak pertama Wimbledon, juga mencapai final Australia Terbuka pada Januari lalu sebelum dihentikan petenis Belgia Kim Clijsters.
Untuk pertama kali dalam kariwrnya, Li Na dipastikan akan kembali menjadi sorotan pendukungnya di China yang berharap ia berhasil melanjutkan sukses. Mengenai harapan besar warga China dan juga Asia itu, Li Na menegaskan bahwa ia sudah siap untuk mengemban harapan tinggi tersebut.
"Memang ada tekanan, tapi saya menyukainya. Tekanan itu bisa meningkatkan kemampuan saya," katanya.
"Setelah Paris (Perancis Terbuka), saya terus berada di Eropa. Saya sadar kalau saya kembali ke China, sambutan masyarakat akan luar biasa.
"Saat ini, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika saya kembali ke China. Tapi sekarang saya harus menghadapi Wimbledon. Jika saya tidak berprestasi bagus di sini, mungkin mereka sudah melupakan saya."
Karena jadwal kompetisi yang sangat padat, Li Na bahkan belum sempat merayakan sukses bersama keluarganya di China. Dia juga mengungkapkan bahwa ibunya tidak terlalu gembira dengan kondisi yang harus dihadapi.
"Ia tahu kalau saya menjuarai turnamen, tapi saya tidak tahu jika seberapa penting turnamen itu. Saya tidak pernah bertanya," katanya.
"Setelah pertandingan, ia hanya mengirim SMS, bertanya kapan saya pulang. Saya katakan usai Wimbledon, tapi ia kemudian tidak membalas lagi.