Nadal, si juara bertahan, dijadwalkan mengawali babak utama Wimbledon hari ini. Dia akan menghadapi pemain tua AS, Michael Russell (33), yang tidak terkenal di lapangan tengah stadion utama di kompleks tenis yang berusia 89 tahun itu.
Namun, hujan musim semi yang kadang kala mengguyur Inggris kerap menjadi momok bagi salah satu kejuaraan tenis paling prestisius di dunia itu. Jadwal pertandingan ditunda atau partai yang tengah berjalan terhenti adalah menu lumrah di turnamen milik The All England Lawn Tennis Club itu.
Sejak 2009, para petenis utama dapat berlaga lebih tenang setelah atap geser tembus pandang yang dapat memayungi lapangan tengah rampung. Pada perhelatan tahun itu pula, atap seharga 130 juta dollar AS itu langsung dipakai untuk menyelamatkan duel antara Amelie Mauresmo (Prancis) dan Dinara Safira (Rusia) yang tengah berlangsung.
Hari Senin, penyelenggara Wimbledon tampaknya tak perlu menunda jadwal pembukaan. Walau hujan turun seperti ramalan, sesuai dengan rencana, wasit turnamen dipersilakan menekan tombol atap penutup jika hujan turun 45 menit sebelum partai Nadal-Russel dimulai.
”Itu menjadi sesuatu yang menarik untuk dilihat. Saya pikir, Wimbledon tahun ini bakal sedikit diwarnai hujan,” kata Roger Federer (Swiss). Tahun lalu dia gagal menembus final untuk pertama kalinya sejak tahun 2003.
Curahan hujan deras pada Sabtu lalu juga merusak jadwal latihan Federer yang lima kali memenangi Wimbledon berturut-turut kurun 2003-2007.
Meski stadion utama di Wimbledon dilengkapi pengatur suhu ruangan sehingga kenyamanan terjaga saat atap ditutup, sejumlah petenis tetap menganggap atmosfer permainan bakal berubah. Mereka menilai, arena menjadi lebih lembab dan rumput menjadi lebih licin saat permainan dilanjutkan dengan atap yang tertutup.
”Menjadi lebih lembab. Permainan perlahan menjadi lebih lambat dan bola menjadi lebih berat,” kata pemain andalan Inggris, Andy Murray.
Pada 2009, Murray dan rivalnya, Stanislas Wawrinka (Swiss), menjadi petenis pertama yang bertarung di arena tertutup Wimbledon sejak awal duel hingga akhir.
Unggulan kedua turnamen Novak Djokovic (Serbia) mengamini pendapat Murray, rekan satu generasinya itu. ”Minimal saya dapat mengira-ngira seperti apa rasanya bermain dengan atap yang ditutup,” kata petenis yang tahun ini baru sekali kalah itu.
Setelah memenangi 43 partai laga beruntun di seri turnamen ATP, pemain Serbia berumur 24 tahun itu akhirnya terjungkal di semifinal lapangan tanah liat Perancis Terbuka 2011.
Sang penakluk adalah petenis kawakan Federer. Pada paruh pertama 2011, Djokovic sukses menjegal Federer berturut-turut, termasuk di babak empat besar Grand Slam Australia Terbuka.
Pada Sabtu lalu dari final turnamen AEGON International, Eastbourne, Inggris, petenis putri Perancis, Marion Bartoli, jadi juara. Sambil berjuang mengatasi nyeri cedera paha atas dan terpaan angin yang menggigit, Bartoli mengalahkan petenis Ceko, Petra Kvitova, 6-1, 4-6, 7-5.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, turnamen itu menjadi ajang pemanasan Wimbledon bagi para petenis papan tengah,
Di bagian putra, gelar juara diraih pemain Italia, Andreas Seppi, dengan menundukkan Janko Tipsarevic (Serbia), 7-6 (7-5), 3-6, 5-3. Pertarungan yang tinggal membutuhkan satu gim kemenangan bagi Seppi itu disudahi menyusul cedera kaki yang dialami Tipsarevic akibat terjatuh di tengah permainan.
Bagaimanapun, pertandingan partai puncak itu menjadi pertandingan yang tidak terlalu sedap dipandang. Pertarungan minimal tertunda dua kali, 20 menit dan 10 menit, untuk memberi kesempatan bagi Tipsarevic menangani cedera.
Tidak hanya itu, langit yang menggelap membuat permainan terhenti sejenak menyusul protes petenis Serbia yang menilai lampu stadion kurang terang.
Mengingat hujan mulai mengguyur dan babak utama Wimbledon berlangsung hari Senin, panitia akhirnya memutuskan pertarungan diakhiri meski sebelumnya Tipsarevic, begitu set kedua berakhir, mengusulkan agar pertarungan ditunda saja.
Sementara dari final turnamen ATP Unicef Terbuka di Den