Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Li Na Dobrak Kekakuan di China...

Kompas.com - 10/06/2011, 16:29 WIB

BEIJING, Kompas.com - Li Na menjadi simbol perubahan sistem olahraga di China. Berkat keberhasilannya meraih gelar juara Grand Slam Perancis Terbuka pada 4 Juni lalu, semua kekakuan yang selama ini selalu menyelimuti struktur dan metode olahraga China, karena harus dikendalikan pemerintah, mulai luntur.

Bukan rahasia lagi jika selama ini China terkenal dengan sikap mereka yang tertutup dan tak ingin dipengaruhi oleh faktor dari luar. Laksana sebuah mesin, mereka tak ingin dikerjakan oleh para mekanik dari luar China, apalagi pengaruh Barat.

Namun Li Na mengubah semua itu. Dia termasuk salah satu pemain yang memilih untuk keluar dari semua kontrol pemerintah pada 2008, sehingga bebas memilih pelatih dan jadwal latihan. Puncak dari keputusannya yang sangat berani itu, Li Na mencatat sejarah sebagai petenis pertama dari Asia, yang menjuarai sektor tunggal sebuah grand slam.

Ini memberikan indikasi bahwa China siap membuka diri terhadap pengaruh orang-orang berpengalaman dari luar demi meraih prestasi. Mereka siap menguasai dunia olahraga yang kerab menjadi milik Eropa dan Amerika Serikat, terutama di Olimpiade.

"Kemenangan Li Na memberikan dampak yang sangat besar, tidak hanya bagi China, tetapi Asia," ujar Carlos Rodriguez, pelatih kepala 6th Sense milik bintang Belgia, Justine Henin--Potter's Wheel Tennis Academy di Beijing--kepada AFP.

"Ini adalah sebuah tanda dan sinyal kepada semua orang, bahwa di China, hari ini ada seorang juara dunia yang hebat dan mungkin masih ada banyak juara dunia lagi yang akan datang, hanya karena Li Na."

6th Sense, yang bermarkas di selatan Beijing, distrik Chaoyang, memperlihatkan bagaimana China mulai terbuka kepada pihak luar untuk pengembangan program, sehingga bisa lahir bintang-bintang di masa mendatang. Pemusatan latihan, yang beraliansi dengan kamp latihan lainnya milik Henin di Florida dan Belgia, memiliki 22 lapangan outdoor dan indoor, lapangan mini, sebuah kolam renang, gym dan trek joging, serta menawarkan program jangka panjang dan pendek bagi orang dewasa dan anak-anak.

Rodriguez, yang melatih Henin sampai meraih tujuh gelar grand slam dan 117 minggu menjadi pemain nomor satu dunia, mengatakan bahwa dia sudah menandatangani kontrak enam tahun untuk bekerja di akademi tersebut. Menurutnya, jangka waktu tersebut sudah cukup untuk membawa para anak muda menjadi penakluk dunia.

"Kami bisa menolong mereka (China) dalam struktur, tentang bagaimana belajar tenis dengan cara lain," ujar pria asal Argentina tersebut kepada AFP.

"Saya tidak mengatakan bahwa cara China tidak bagus, (tetapi) kami memiliki cara lain yang mungkin mereka bisa pertimbangkan, kami melakukan sharing, dan secara bersama kami bisa menjadi lebih baik.

"Tujuan bagi semua orang adalah berusaha menciptakan, memberikan kepada orang lain kemungkinan untuk menjadi Li Na, sehingga bisa membawa seorang putra atau putri berada di puncak, dalam beberapa tahun ke depan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U17 Putri, Garuda Pertiwi Bertekad Terbang Tinggi

Piala Asia U17 Putri, Garuda Pertiwi Bertekad Terbang Tinggi

Timnas Indonesia
Championship Series Bali United Vs Persib, Laga Tak Mudah Kedua Tim

Championship Series Bali United Vs Persib, Laga Tak Mudah Kedua Tim

Liga Indonesia
4 Laga Final Persib di Championship Series, Fisik dan Finishing Diasah

4 Laga Final Persib di Championship Series, Fisik dan Finishing Diasah

Liga Indonesia
Sikap Stefano Pioli Usai Ultras AC Milan Lakukan Protes Aksi Bisu

Sikap Stefano Pioli Usai Ultras AC Milan Lakukan Protes Aksi Bisu

Liga Italia
Jadwal Semifinal Liga Champions: PSG Vs Dortmund, Bayern Vs Real Madrid

Jadwal Semifinal Liga Champions: PSG Vs Dortmund, Bayern Vs Real Madrid

Liga Champions
Susy Susanti Bangga Perjuangan Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Susy Susanti Bangga Perjuangan Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Guinea Serius Tatap Indonesia, Panggil Eks Barcelona dan Tunjuk Pelatih Senior

Guinea Serius Tatap Indonesia, Panggil Eks Barcelona dan Tunjuk Pelatih Senior

Timnas Indonesia
Tour of Turkiye Jadi Bukti Sepak Terjang Brand Asal Indonesia bersama Atlet Balap Sepeda Internasional

Tour of Turkiye Jadi Bukti Sepak Terjang Brand Asal Indonesia bersama Atlet Balap Sepeda Internasional

Sports
Piala Asia U17 Wanita 2024, Tekad Satoru Mochizuki untuk Garuda Pertiwi

Piala Asia U17 Wanita 2024, Tekad Satoru Mochizuki untuk Garuda Pertiwi

Timnas Indonesia
Playoff Olimpiade Paris 2024, 4 Perbandingan Indonesia dan Guinea

Playoff Olimpiade Paris 2024, 4 Perbandingan Indonesia dan Guinea

Timnas Indonesia
Lando Norris Menangi Balapan F1 Kali Pertama, Asapi Verstappen

Lando Norris Menangi Balapan F1 Kali Pertama, Asapi Verstappen

Internasional
Ester Nurumi Bersyukur, Bangga, dan Petik Pelajaran di Piala Uber 2024

Ester Nurumi Bersyukur, Bangga, dan Petik Pelajaran di Piala Uber 2024

Badminton
Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Badminton
Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com