Jakarta, Kompas
Pada hari pertama Kejuaraan Gulat Yunior Asia di Jakarta, Kamis (9/6), lima pegulat Indonesia langsung tumbang dari lawan-lawannya. Umumnya, pegulat Indonesia tumbang dengan skor 2-0 dari lawannya.
Kejuaraan yang dibuka Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng itu diikuti 416 pegulat dari 17 negara di Asia. Andi berpesan agar para atlet bertanding sebaik mungkin.
Manajer Kontingen Indonesia Alfan Sulaeman, di GOR Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta, menjelaskan, tim yunior Indonesia berlatih intensif tiga bulan. Namun, rentang waktu tiga bulan tidak cukup untuk memberikan bekal kepada pegulat yunior.
”Pegulat Indonesia kalah kelas dibandingkan tim peserta lainnya,” ujar Alfan.
Kontingen Indonesia menurunkan 22 atlet yunior, antara lain Eko Roni, Aliansyah, dan Ridha Wahdhariyati.
Alfan menjelaskan, prestasi gulat Indonesia kian merosot setelah menjadi juara umum cabang ini di SEA Games 1987. Ketika itu Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga multicabang se-Asia Tenggara. Saat itu Indonesia menjadi juara umum dengan perolehan 20 medali emas. Pada SEA Games 1997, Indonesia kembali menjadi tuan rumah dan merebut sembilan medali emas.
Pada SEA Games 2009 Indonesia hanya mendapat emas dari Ardiansyah (greco-roman 50 kilogram).
Untuk kejuaraan kali ini, Alfan mengatakan, tidak ada target khusus dari Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PB PGSI).
”Atlet hanya diminta mencari pengalaman bertanding. Apalagi lawan-lawan yang ditemui berasal dari negara-negara yang kuat tradisi gulatnya, seperti Kazakhstan, Turkmenistan, Iran, Irak, dan negara bekas pecahan Uni Soviet lainnya,” ujar Alfan.
Pendapat senada mengemuka dari Sekretaris Jenderal PB PGSI Dody Iswandi. Para pegulat yunior tidak ditargetkan meraih medali. ”Namun, jika ada peluang untuk mendapat hasil yang baik, harus dimanfaatkan,”ujarnya.
Semula salah satu peluang Indonesia meraih medali diprediksi berasal dari Aliansyah yang turun di nomor greco-roman 60 kilogram. Namun, pada pertandingan pertama, Kamis, Aliansyah kandas di tangan pegulat India, Pradeep, dengan skor 2-1.
Aliansyah tertinggal pada ronde pertama. Namun, pada ronde kedua, Aliansyah mendapat nilai bantingan 3 dan memenangi ronde kedua.
Ronde ketiga atau ronde penentuan, Aliansyah tidak bisa berbuat banyak karena mata kirinya bermasalah. Dia pun gagal meraih angka.
”Mata saya terkena tangan lawan. Ternyata di tangannya ada olesan balsam sehingga mata saya perih. Ini sangat mengganggu,” ujarnya.
Meski demikian, kontingen Indonesia masih memiliki harapan dari Eko Roni dan Ridha yang akan bertanding Jumat dan Sabtu.