Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Final Dua Petenis Tua

Kompas.com - 04/06/2011, 05:56 WIB

paris, jumat - Kedua finalis tunggal putri Grand Slam Perancis Terbuka, Francesca Schiavone dan Li Na, bangga bisa menyuguhkan pertarungan puncak di antara dua petenis tua. Partai final yang akan berlangsung hari Sabtu (4/6) ini bakal menjadi pelajaran penting bagi para petenis muda.

”Ini bagus untuk tenis dan bagi karier petenis muda. Final ini menunjukkan bahwa tenis bukanlah momen satu saat bahwa karier tenis itu panjang dan mereka harus mengontrol diri mereka sendiri dan terus memperbaiki diri,” kata Schiavone, juara bertahan yang maju ke final dengan mendepak petenis tuan rumah Marion Bartoli, 6-3, 6-3.

Schiavone, atlet Italia yang terjun di tenis profesional sejak 1998, akan genap berusia 31 tahun pada 23 Juni mendatang. Sementara petenis China, Li Na, yang mulai mencicipi babak utama WTA Tour tahun 2000 telah berusia 29 tahun. Jika digabung, total usia kedua finalis itu adalah 60 tahun 79 hari.

Pertemuan antara Schiavone dan Li Na di kompleks Roland Garros tersebut bakal menjadi final tunggal putri grand slam ”tertua” sejak partai puncak Wimbledon 1998 antara Jana Novotna dan Nathalie Tauziat.

Bagi Schiavone, keberhasilannya untuk kembali mencapai final menunjukkan bahwa masih ada tempat dalam tenis modern bagi gaya permainan di luar power game. Di tanah liat Perancis Terbuka, permainannya yang didasarkan pada taktik yang cerdik akhirnya bisa menaklukkan para petenis yang mengandalkan pukulan-pukulan amat bertenaga.

”Di tanah liat, kita harus mengombinasikan segala hal, taktik yang jitu, mental, dan fisik yang kuat. Kita tidak bisa cuma menampilkan kekuatan. Kita perlu bertahan, menyerang balik, maju ke depan net. Lapangan tanah liat itu tempat bagi pikiran, perasaan, dan fisik. Kita harus menggunakan akal kita,” kata Schiavone, yang merupakan salah satu dari sedikit pemain yang masih mengandalkan pukulan backhand satu tangan.

Meski baru memenangi empat turnamen profesional, Schiavone melengkapinya dengan gelar prestisius saat memenangi Perancis Terbuka tahun lalu. Saat itu dia menundukkan petenis yang empat tahun lebih muda, Samantha Stosur.

Di pihak lawan, Li Na yakin bahwa pengalaman tanding yang sedemikian lama berperan mengantarkan mereka ke partai-partai penting turnamen besar. ”Kami telah mengikuti turnamen sekian lama. Kami memiliki pengalaman itu. Tentu saja kami tidak bisa mengubah usia. Kami hanya melakukan apa yang kami bisa,” ujar petenis yang juga telah mengantongi empat gelar WTA Tour tersebut.

Meski tak banyak menyandang predikat juara, tahun ini bagaimanapun menjadi musim keemasan bagi Li Na. Pada Januari silam, dia sukses mencapai final Grand Slam Australia Terbuka meski akhirnya harus mengakui keunggulan petenis Belgia, Kim Clijsters. ”Melbourne adalah final pertama saya di turnamen besar. Saya pikir, saya bisa lebih baik lagi Sabtu ini,” katanya.

Nadal ke final

Di tunggal putra, juara bertahan Rafael Nadal membuka peluang untuk kembali menjuarai Perancis Terbuka setelah di semifinal, Jumat (3/6), mengalahkan petenis Inggris, Andy Murray, 6-4, 7-5, 6-4 dalam tempo lebih dari tiga jam.

Perlawanan ketat sempat diberikan Murray pada set kedua ketika dia langsung membalas setiap service game-nya yang dipatahkan Nadal pada gim kelima hingga kedelapan. ”Dia pemain yang sangat bagus. Saya rasa dia pantas memenangi grand slam dalam waktu yang tidak lama lagi. Saya rasa dia akan menuai hasil yang baik di sisa turnamen tahun ini,” kata Nadal memuji lawannya seusai pertandingan.

Dengan hasil gemilang pada hari ulang tahunnya tersebut, Nadal mencapai final keenamnya di Roland Garros. Pada lima final terdahulu, petenis kelahiran Manacor, Spanyol, tahun 1986 itu selalu menyelesaikannya dengan kemenangan, termasuk empat kali berturut-turut dalam kurun 2005-2008. (AFP/YNS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com