jakarta, kompas
Satu tiket lagi diperoleh pecatur tuan rumah, GM Mark Paragua, yang menempati posisi kedua di bawah Susanto. Sementara Grand Master Wanita Irene Kharisma Sunandar terpaksa menunda keinginan ikut ajang yang sama. Irene menempati posisi ketujuh klasemen akhir dengan nilai 5,5.
”Di Iran, Irene menempati peringkat keempat. Di sini, dia menempati posisi ketujuh. Tahun ini dia belum bisa tampil di Piala Dunia,” kata Kristianus Liem, Manajer Pemusatan Latihan Nasional Catur, saat dihubungi di Tagaytay, Senin (30/5).
Tiket ke Piala Dunia untuk perempuan diambil oleh unggulan pertama asal Singapura, Master Internasional Li Ruofan.
Penampilan awal pecatur kelahiran Indramayu, Jawa Barat, pada kejuaraan ini tidak terlalu meyakinkan. Unggulan keenam ini hanya mampu bermain remis melawan Gunbayar Myagmarsuren (Mongolia). Sampai akhir babak keenam, Susanto hanya mampu memperoleh nilai 4,5 dan berada di posisi keenam klasemen.
”Dia tahu babak terpenting itu ada di tiga terakhir. Dia memaksimalkan hasilnya di sana,” tutur Kristianus, yang juga Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi, induk olahraga catur.
Di tiga babak terakhir, Susanto memperoleh nilai maksimal, yaitu 2,5. Nilai tujuh hingga akhir pertandingan tidak terkejar pecatur lain. ”Hasil ini menyamai prestasi GM Utut Adianto pada tahun 2005,” kata Kristianus.