BANDUNG, KOMPAS -
Di babak final, Senatria berhadapan dengan Alamsyah Yunus dari PB Harapan Jaya yang diunggulkan di tempat pertama. Senatria mengetahui lawannya tengah cedera pinggang sejak turnamen Jakarta Open beberapa minggu sebelumnya. Hal itu terlihat selama jalannya pertandingan. Alamsyah sering kesulitan untuk bermain cepat dan melakukan pukulan melompat.
Bagi mereka, pertandingan kali ini bukan untuk pertama kalinya mereka berhadapan. Senatria dikalahkan Alamsyah pada Jakarta Open 2010. ”Kalau Alamsyah tidak cedera, kemungkinan dia untuk menang juga besar,” ujar Senatria, yang ditemui setelah pertandingan di GOR KONI Bandung.
Dengan kemenangan ini, itu berarti pemain yang sudah beralih ke profesional ini sudah dua kali menjadi jawara dalam Sirnas 2011. Sebelumnya dia berjaya di seri Bengkulu dan berharap mengulanginya pada lima seri berikutnya, yakni di Semarang, Surabaya, Pangkal Pinang, Denpasar, dan Makassar.
Alamsyah memang terlihat kewalahan selama pertandingan final saat menghadapi Senatria. Dia lebih memilih bermain netting ketimbang smes, yang diduga dikarenakan cedera yang sedang dialami. Dalam dua set pertandingan, Alamsyah selalu tertinggal dari lawannya meski berupaya mengatasi ketertinggalan agar selisih angka tidak terlampau lebar. Pertandingan diakhiri dengan hasil 17-21 dan 15-21 untuk Senatria.
Sementara itu, atlet pelatnas Hera Desi Ana Rachmawati bertekuk lutut kepada lawannya, Fransiska Ratnasari Harisaputra dari PB Djarum Kudus, yang menjadi pemain paling diunggulkan untuk nomor ini. Fransiska menunjukkan permainan yang penuh percaya diri dan mental kuat.