Selalu muncul drama yang mengharukan di lapangan seperti di Perancis Terbuka yang tengah berlangsung. Rasa kesal, gembira, atau sedih bisa menjadi lebih meluap-luap jika itu dirasakan atlet kala bertanding di hajatan sekelas grand slam
Beberapa petenis unggulan tersingkir di putaran pertama dan kedua Roland Garros, termasuk Tomas Berdych dan Kim Clijsters. Lihat betapa sumringahnya wajah petenis Arantxa Rus, petenis asal Belanda berperingkat 114 dunia ini, saat menyingkirkan juara Australia Terbuka, Kim Clijsters, kemarin.
Benar jika banyak hal tidak terduga di grand slam kali ini. Sabine Lisicki (21), petenis kualifikasi asal Jerman, ini hampir mengalahkan unggulan ketiga asal Rusia, Vera Zvonareva, sebelum terserang kram otot pusing kepala yang hebat. Lisicki unggul pada set pertama, 6-4, dan kalah 5-7 pada set kedua. Ia memasuki set ketiga dengan baik dan sudah unggul 5-2 dalam keadaan match point. Namun, pukulan forehand-nya jauh melebar. Setelah itu, ia tidak ada lagi ”match point” baginya.
Meminta dirawat
Pertandingan sudah berlangsung dua jam 30 menit ketika Lisicki meminta perawatan dokter. Sebelumnya, dua kali dokter mengecek kondisinya, seperti memeriksa balutan hitam di lengan kanannya dan mengukur tekanan darahnya.
Dengan menahan sakit, Lisicki tetap melanjutkan pertandingan meski setelah itu Zvonareva dengan mudah mengambil poin demi poin. Lisicki meladeni Zvonareva diiringi air mata yang beberapa menetes. Laga usai menjelang pukul 21.00 waktu setempat dalam kedudukan 7-5 untuk keunggulan Zvonareva.
Lisicki terjatuh di lapangan, Zvonareva mendekatinya, mengusapkan tangannya ke pundak Lisicki yang tidak dapat menahan tangisnya. Sambil terus menangis, Lisicki merebahkan diri di atas handuk yang dihamparkan di atas tanah merah. Pelatih mengurut punggungnya sampai dokter datang. Lisicki lantas digotong ke luar lapangan. Ia menutupi mukanya dengan tangan kirinya.
”Saya mulai kram sejak akhir set kedua, lalu berlanjut pada set ketiga. Dari kedudukan 4-2 di set ketiga saya mulai pusing kepala, tidak dapat melihat bola dengan jelas. Saat itu tidak terpikir untuk mundur. Saya ingin terus berjuang sampai akhir,” kata Lisicki dalam pernyataan yang dirilis WTA, seperti dikutip AP. ”Saya harap ia baik-baik saja. Saya dengar, kondisinya lebih baik, sudah ditemui dokternya,” kata Zvonareva. Begitulah drama di lapangan, mengharukan.