Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djokovic Terus Memburu Rekor Kemenangan

Kompas.com - 15/05/2011, 04:54 WIB

KOMPAS.com — Novak Djokovic terus berada di jalur kemenangan. Sejak menjuarai Grand Slam Australia Terbuka bulan Januari lalu hingga meraih tiket final Roma Masters, petenis asal Serbia ini belum terhadang sehingga dia mencatat 36 kemenangan secara berturut-turut.

Ini merupakan lanjutan dari performanya yang impresif pada akhir tahun lalu setelah membawa Serbia untuk pertama kalinya menjuarai Piala Davis. Sejak itu Djokovic tak pernah menelan kekalahan sehingga total dia sudah mengoleksi 38 kemenangan tanpa putus, yang membuatnya kini menempati peringkat kedua dunia, menggeser petenis Swiss, Roger Federer.

Kini, Djokovic menjadi ancaman serius bagi petenis nomor satu dunia, Rafael Nadal, yang dalam tiga pertemuan terakhir selalu dikalahkannya. Bukan mustahil dalam waktu dekat Djokovic akan mewujudkan impiannya berada di peringkat pertama ATP, apalagi bila bisa meraih hasil positif di Grand Slam Perancis Terbuka yang mulai bergulir 22 Mei mendatang.

Kesempatan pertama untuk melengserkan Nadal sudah lewat karena rivalnya tersebut berhasil menembus semifinal (sekarang maju ke final dan akan bertemu Djokovic). Padahal, syarat bagi Djokovic untuk bisa jadi pemain nomor satu dunia pada pekan depan adalah Nadal gagal mencapai semifinal Roma Masters dan dia harus menjadi juara turnamen pemanasan Perancis Terbuka tersebut.

Namun, terlepas dari ambisi untuk menjadi pemain nomor satu dunia itu, Djokovic sudah membuat prestasi yang mencengangkan dengan total 38 kali kemenangan berturut-turut itu ditambah enam trofi. Alhasil, petenis berusia 23 tahun tersebut kini terus memburu rekor para petenis top yang mencatat jumlah kemenangan terbanyak. Hanya dengan tiga kemenangan lagi, dia akan menyamai prestasi Federer dan Bjorn Borg, yang mencatat 41 kemenangan tanpa putus.

Federer, yang kini menempati peringkat ketiga dunia, mencetak jumlah kemenangan tersebut pada Agustus 2006 hingga Maret 2007, sedangkan Bjorn Borg membuatnya pada Oktober 1979 hingga April 1980. Secara keseluruhan, Guillermo Vilas menjadi petenis dengan jumlah kemenangan terbanyak di ATP Tour era Open, yakni 46 kali dalam kurun waktu Juli-September 1977 (lihat daftar).

Nah, dengan pautan yang tidak terlalu jauh, bukan mustahil Djokovic akan melampaui apa yang sudah dilakukan para seniornya tersebut. Jika dia terus mempertahankan performa dan minimal mencapai final Perancis Terbuka, semua impiannya bakal terwujud, yaitu mencatat jumlah kemenangan terbanyak plus ranking pertama ATP. Mampukah? Kita tunggu saja.

Daftar kemenangan terbanyak di ATP Tour era Open (sejak 1968)             

  • 46: Guillermo Vilas (Juli-September 1977)
  • 44; Ivan Lendl (September 1981-Februari 1982)
  • 42; John McEnroe (Januari-Mei 1984)
  • 41; Bjorn Borg (Oktober 1979-April 1980)
  • 41; Roger Federer (Agustus 2006-Maret 2007)
  • 38; Novak Djokovic (Desember 2010-Mei 2011)
  • 35; Bjorn Borg (Mei-Agustus 1978)
  • 35; Thomas Muster (April-Juni 1995)
  • 35; Roger Federer (Juni-November 2005)
  • 32; Rafael Nadal (Mei-Agustus 2008)
  • 31; Bjorn Borg (Mei-Agustus 1979)
  • 31; Ivan Lendl (Agustus-November 1985)
  • 30; Jimmy Connors (Juli-Oktober 1978)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Liga Indonesia
Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Liga Italia
Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Liga Indonesia
Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Liga Inggris
Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut 'Rematch'

Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut "Rematch"

Liga Spanyol
STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com