jakarta, kompas -
Jumlah atlet Program Indonesia Emas (Prima) Pratama yang turun pada Arafura Games 2011 dari cabang angkat besi sebanyak enam atlet, yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Lampung.
Ully Sari berhasil meraih medali emas di kelas 48 kg putri. Peraih medali perunggu adalah Bagus Danu Saputra di kelas 56 kg putra dan Dwi Mayassah Lestari di kelas 63 kg putri.
Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) Prima Pratama Djoko Pramono pada Jumat (13/5) mengatakan, sebenarnya Satlak Prima Pratama bermaksud mengirimkan atlet renang dan angkat besi ke Arafura Games. Namun, renang yang terdiri dari dua atlet batal berangkat karena terlambat mendaftar.
Sementara atlet Indonesia pada ajang Arafura Games 2011 secara keseluruhan berhasil menyabet 42 medali, yang terdiri dari 8 emas, 14 perak, dan 20 perunggu. Indonesia berada di urutan kesembilan dari 45 negara peserta Arafura Games 2011.
Djoko mengutarakan, sejak program dimulai akhir 2010, sebanyak 317 atlet tergabung dalam pelatihan Prima Pratama. Pelatihan tersebar di 19 provinsi. Para atlet Prima Pratama telah berlatih selama lima bulan terakhir.
Djoko menjelaskan, atlet Prima Pratama adalah atlet daerah dan tetap atlet milik induk cabang olahraga atau pengurus besar/pengurus pusat (PB/PP). Jika atlet Prima Pratama berhasil membuat prestasi, yang mendapat nama baik adalah daerah dan PB/PP, bukan Prima Pratama.
”Prima Pratama hanya melakukan pengawasan, pengendalian program, periodisasi, pelatihan pelatih, bantuan pendanaan misalnya bantuan uang sekolah sebesar Rp 1,5 juta, serta bantuan kesehatan,” ujarnya.
Prima Pratama merupakan program pelatihan atlet yang bersifat desentralisasi. Artinya, pelatihan atlet berlangsung di daerah, bukan di satu tempat. ”Pelatihan atlet tidak disentralisasi, tetapi di tempat tinggal para atlet. Kita optimalkan peran daerah,” kata Djoko.
Para atlet yang tergabung dalam Prima Pratama juga harus tetap bersekolah. Itu sebabnya pelatihan dilakukan secara desentralisasi di daerah-daerah. Sejumlah cabang yang masih melakukan pelatihan secara sentralisasi diminta untuk melakukan desentralisasi.
Menurut Djoko, Prima Pratama diadakan untuk melatih atlet-atlet yunior. ”Program ini merupakan terobosan Kementerian Pemuda dan Olahraga karena berani membina atlet yunior. Kemampuan atlet yunior kita terlalu jauh di bawah, sementara kemampuan atlet yunior negara lain menyamai atlet senior kita,” tuturnya.