Jakarta, Kompas
Kemenangan dari Rusia akan menjadi modal penting untuk menghadapi Malaysia di laga berikutnya yang akan digelar tiga hari setelah pertandingan melawan Rusia.
”Target kita di penyisihan grup memang harus bisa sapu bersih. Pertandingan melawan Rusia cukup penting karena ini akan menjadi langkah awal kita,” kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Hadi Nasri di Jakarta, Selasa (10/5).
Menurut Hadi Nasri, secara kekuatan, Indonesia masih lebih unggul dibanding Rusia dan Malaysia. Namun, pemain-pemain Indonesia tidak boleh lengah karena kejutan bisa saja terjadi.
Hanya dua tim teratas yang nantinya akan terus melaju ke babak perempat final. Untuk menghindari lawan berat, Indonesia harus bisa tampil sebagai juara grup.
Pada Piala Sudirman kali ini, Indonesia ditempatkan sebagai unggulan ketiga di bawah China dan Denmark. Artinya, jika hanya menempati runner-up grup B, di babak perempat final bisa saja Indonesia bertemu China atau Denmark dan unggulan lainnya, Taiwan.
Hadi Nasri mengatakan, waktu yang tersisa ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pemulihan dan latihan. ”Saya sudah mengecek kesiapan pemain. Latihan dilakukan rutin tanpa libur,” ujar Hadi Nasri yang juga ditunjuk sebagai manajer tim Piala Sudirman.
Menurut Hadi Nasri, rencananya tim Indonesia akan berangkat ke Qingdao pada 19 Mei atau tiga hari sebelum pertandingan. ”Keberangkatan lebih awal akan kami manfaatkan untuk latihan dan penyesuaian kondisi lapangan,” ujar Hadi Nasri.
Dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Piala Sudirman, Indonesia baru satu kali tampil sebagai juara, yakni pada 1989 di Jakarta. Setelah itu, tim China mendominasi. Pada Piala Sudirman 2009 lalu, China tampil sebagai juara setelah di final mengalahkan Korea Selatan. Sementara tim Indonesia hanya bertahan hingga semifinal.
Pada laga kali ini, PBSI juga tidak berani memasang target maksimal. Mereka hanya memprediksi hasil optimal yang bisa diraih tim Merah Putih sampai babak semifinal.
”Bukannya kita tidak percaya diri. Faktanya, kekuatan yang kita punya saat ini masih juga tidak lebih kuat dibanding China, Denmark, atau Korea Selatan. Akan tetapi, kami tetap akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan hasil terbaik,” kata Sekjen PBSI Yacob Rusdianto.
Sementara itu, mantan pebulu tangkis nasional Chandra Wijaya kembali akan menggelar turnamen ”Candra Wijaya Men’s Doubles Championship” di GOR Asia Afrika mulai hari ini sampai 14 Mei mendatang.
Sebanyak 170 pasangan dari 55 klub akan tampil pada turnamen yang memperebutkan total hadiah 25.000 dollar Amerika
Candra Wijaya mengatakan, Indonesia punya pemain ganda putra yang cemerlang, termasuk dalam mempertahankan tradisi emas di Olimpiade.
”Mudah-mudahan kejuaraan ini menjadi batu loncatan bagi pemain muda yang diharapkan ikut melestarikan tradisi emas,” katanya.
Selain pertandingan, juga ada acara lelang raket dan lukisan yang hasilnya akan disumbangkan bagi korban bencana gempa dan tsunami di Jepang.