Saya berjam-jam berbicara lewat telepon dengan dia pekan ini. Dia sangat lega dapat di rumah lagi dan bersyukur kembali hidup normal. Meski demikian, dia harus berlatih setiap hari untuk proses rehabilitasi,” kata bos tim Renault, Eric Boullier, Kamis (5/5) di paddock
Kubica mengalami kecelakaan serius saat mengikuti Reli Andora, 6 Februari, pada masa jeda balap F1. Keikutsertaan dia pada reli itu semata-mata demi kesenangan pribadi.
Setelah menderita cedera sangat serius karena kecelakaan di Ronde, Kubica yang lahir di Krakow, Polandia, 7 Desember 1984, itu menjalani empat kali prosedur operasi terpisah. Kubica menjalani rehabilitasi dan sesegera mungkin dipindahkan ke klinik olahraga di Italia, Formula Medicine. Klinik itu dioperasikan konsultan medis tim Renault, dr Riccardo Ceccarelli.
Ceccarelli bersama anggota timnya akan memastikan apakah Kubica dapat kembali berlomba di F1. Hal ini terutama karena Kubica mengalami kerusakan jaringan saraf cukup berat di tangan kanannya.
”Dia bekerja sangat keras, enam hingga tujuh jam per hari. Saya rasa kami dapat mengetahui lebih banyak, katakanlah pada pertengahan Juni, untuk mengetahui apa yang masih bisa diharapkan dari dia dan kapan kami harus memutuskan,” ucap Boullier.
Pemimpin tim Renault itu menegaskan, proses pemulihan Kubica tidak boleh diburu-buru. ”Cederanya cukup berat. Tulang-tulang dan otot-otot lebih mudah diperbaiki, tetapi jaringan saraf itu lain cerita,” ucapnya.
Boullier menguraikan, proses pemulihan harus berlangsung secara hati-hati sehingga membutuhkan waktu. Prosesnya pun harus sesuai dengan prosedur, tidak boleh sembarangan.
”Ini mengenai bagaimana dia dapat mengembalikan lagi merasakan seluruh bagian tangan kanannya,” ujar Boullier.
Dalam wawancara dengan wartawan La Gazzetta dello Sport, Italia, belum lama ini, Kubica mengatakan dapat merasakan jari-jari di tangan kanannya. Oleh karena itu, dia berharap dapat kembali membalap mobil F1 secepatnya.