Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas Voli Pantai Menuju Olimpiade 2012

Kompas.com - 29/04/2011, 04:09 WIB

Pada tahun 1996, satu tim putra dan satu tim putri voli pantai Indonesia mampu menembus hajatan paling akbar sejagat, Olimpiade, yang waktu itu dihelat di Atlanta, AS. Tim putra diwakili pasangan Nurmufid dan Markodji, sementara tim putri oleh pasangan Enjel Berta Kaise dan Ni Putu Timy Yudhani. Olimpiade demi olimpiade lewat, dan Indonesia belum mampu lagi mengulangi kesempatan seperti 15 tahun lalu itu.

"Dulu belum banyak negara yang serius menggeluti voli pantai, khususnya di Asia Tenggara. Kita bisa lolos itu pun sudah menjadi berkah. Waktu itu kami sampai mengambil base camp di Los Angeles, berlatih di sana,” kata Ketua Bidang Voli Pantai PB PBVSI Slamet Mulyanto, yang membina voli pantai sejak tahun 1986 di Sidoarjo Jawa Timur.

Empat tahun sesudahnya, pada Olimpiade 2000 di Sidney, Indonesia gagal, tidak lolos kualifikasi. Begitu pula empat tahun sesudahnya, dan empat tahun sesudahnya.

Pesta olahraga empat tahunan kembali akan diselenggarakan tahun 2012 di London, Inggris. Tuan rumah sudah mempersiapkan sarana dan prasarananya jauh hari, begitu pula atlet-atletnya. Semua atlet elite di seluruh dunia pun bersiap diri.

Kesempatan berlaga di olimpiade itu kini datang lagi. Tim nasional voli pantai Indonesia kembali harus mengikuti kualifikasi Olimpiade 2012. Rasanya bagaikan mimpi bisa menembus ajang bergengsi itu. Jalan menuju ke sana sungguh panjang dan berat. Namun, siapa tidak sepakat bahwa mimpi yang paling sulit digapai pun bisa mewujud menjadi kenyataan?

Mari menelusuri jalan panjang itu setapak demi setapak. Indonesia harus mengikuti kualifikasi di zona Asia Tenggara untuk bisa lolos ke tingkat kontinental. Namun, sebelum bertarung di zona, Indonesia harus lolos dulu kualifikasi subzona di Pul B dan harus bertemu Malaysia, Filipina, serta Singapura. Dua negara peringkat pertama dan kedua akan diadu lagi dengan peringkat pertama dan kedua Subzona Asia Tenggara Pul A yang meliputi Thailand, Vietnam, Laos, dan Myanmar.

Dua atau tiga negara (tergantung kebutuhan) di zona Asia Tenggara akan bertanding di tingkat kontinental. ”Untuk tim putra mungkin dua negara di tiap zona. Untuk putri, bisa tiga negara di tiap zona karena negara seperti Oman, Iran, atau Afganistan tidak memiliki tim putri voli pantai,” kata technical delegate dari Konfederasi Bola Voli Asia (AVC) pada kualifikasi subzona Asia Tenggara Pul B di Batam, Andrew Hercus.

Pada akhirnya, hanya satu tim di lima kontinental yang akan maju ke olimpiade. Komite Olimpiade Nasional di masing-masing negara harus memilih satu dari dua tim yang mengikuti kualifikasi di subzona dan zona.

Lima tim ini akan ditambah dengan 16 tim yang direkrut berdasarkan rangking di tur dunia sehingga menjadi 21 tim. Satu tim diberikan kepada tuan rumah Inggris. Dua tim lagi akan diperebutkan oleh peringkat kedua di lima kontinental.

Hanya membayangkan jalan yang harus dititi timnas Indonesia menuju London itu rasanya sudah lelah. ”Memang sangat berat, namun kita tetap memiliki kesempatan. Saya sangat berharap pada Andy dan Koko, setidaknya sampai ke kontinental dulu,” kata Slamet.

Lolos subzona

Pada kualifikasi Subzona Asia Tenggara di pantai Turi Nongsa, Batam, tanggal 24-26 April 2011, dua tim putra dan dua tim putri Indonesia dipastikan lolos. Indonesia bersama Malaysia melaju ke kualifikasi tingkat zona.

Dua tim putra Indonesia, pasangan Andy Ardiansyah/Koko Prasetyo Darkuncoro serta Dian Putra Santosa/I Putu Juniarta Wibawa merebut peringkat pertama. Adapun dua tim putri Indonesia, pasangan Yokbeth Kapasiang/Ayu Cahyaning Siam dan Dhita Juliana berada di peringkat kedua, di bawah Malaysia.

Subzona Asia Tenggara Pul A sudah mendapatkan pemenang, yakni Thailand di peringkat pertama, dan Vietnam di peringkat kedua.

Seperti tertulis di situs AVC, saat ini subzona lain di Asia juga tengah menggelar kualifikasi. Subzona Asia Tengah, Pul B, misalnya mempertemukan Kazakhstan, India, Afganistan, dan Iran.

Situs Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) juga mencatat, subzona Afrika Pul D yang meliputi Rwanda, Burundi, Kenya, dan Uganda memulai laga kualifikasi tanggal 28 April 2011. Adapun subzona Oceania sudah menggelar kualifikasi pada Maret 2011.

Bagi Andy dan Koko, lolos subzona setidaknya memberikan modal. ”Setidaknya masih ada beberapa turnamen di Asia Pasifik yang akan kami ikuti untuk uji coba sebelum kualifikasi tingkat kontinental,” tutur Koko.

Lawan di kontinental memang sudah bisa diprediksi, yakni tim-tim yang biasa melanglang di turnamen Asia Pasifik, termasuk di Batam dan Bangka Belitung. ”Dari Selandia Baru, misalnya, yang maju ya Sam dan Ben O’dea, yang adalah tim nomor dua di sana. Tim nomor satunya otomatis ikut kualifikasi di tur dunia,” kata Hercus.

Sam dan Ben O’dea akan menjadi lawan sangat berat bagi Andy dan Koko di tingkat kontinental. Lawan berat lain adalah tim Kazakhstan 2 dan China 2. ”Tim-tim itu sebetulnya sudah kami kenal karena kerap bertemu di turnamen Asia Pasifik. Kami bisa mengukur kemampuan dari Kazakhstan, Oman, Iran, dan Selandia Baru. Mereka memang sangat kuat,” ujar Andy.

Satu-satunya jalan bagi Andy dan Koko adalah mengikuti uji coba sebanyak-banyaknya, menambah jam berlatih, dan fokus pada manajemen diri. Seperti dikatakan Steve Anderson, pelatih voli pantai dari Australia yang dikontrak Indonesia untuk Asian Games 2010, kemampuan tim putra Indonesia sebetulnya hanya kalah dari China. Itu pun jika mengesampingkan soal tinggi badan.

Untuk tim putri, perjalanan bisa dikatakan jauh lebih berat. Di tingkat Asia Tenggara saja, Malaysia dan Thailand masih menjadi momok. Pasangan Yokbeth/Aning jelas kalah dari pasangan nomor satu Malaysia, Beh Shun Thing/Liuk Teck Hua. Melawan pasangan Thailand, Tanarattha Udonchavee/Yupa Phokongploy, jauh lebih berat.

Pada Asian Games 2010, Beh dan Liuk mampu menembus semifinal dan kalah dari China. Pasangan Thailand juga meraih semifinal dan kalah dari China. Selanjutnya, Malaysia kalah dari Thailand pada perebutan medali perunggu.

”Saya yakin Thailand juga bisa kami kalahkan,” kata Beh Shun Thing mantap.

Bagi atlet-atlet di Asia Tenggara, yang untuk bersaing soal tinggi badan dengan atlet negara lain di Asia pun kalah, modal keyakinan hati memang penting. Tinggi badan yang kurang bisa ditutupi dengan loncatan yang tinggi, bukan?

Kini tinggal bagaimana atlet-atlet Indonesia membulatkan tekad. Seberapa kuat keinginan untuk berlaga di Olimpiade 2012. Jangan-jangan ada motivasi yang timpang antara pelatih dan atlet. Pelatihnya ngotot, namun atletnya biasa saja. Masih ada waktu untuk belajar dan berlatih.

(IVV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Timnas Indonesia
Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

Timnas Indonesia
HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

Timnas Indonesia
Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Indonesia Vs Guinea, Kickoff 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia Vs Guinea, Kickoff 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Kata Ketua Badan Timnas soal Elkan Baggott

Indonesia Vs Guinea, Kata Ketua Badan Timnas soal Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Petinggi Persib Harap Dua Kubu Suporter Bisa Hadir di Championship Series Liga 1

Petinggi Persib Harap Dua Kubu Suporter Bisa Hadir di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Madrid ke Final Liga Champions, Sensasi Ancelotti dan Dongeng 'Comeback' Los Blancos

Madrid ke Final Liga Champions, Sensasi Ancelotti dan Dongeng "Comeback" Los Blancos

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Malam Ini

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Malam Ini

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Situasi Bola Mati dan Tekad Skuad Kaba Diawara

Indonesia Vs Guinea: Situasi Bola Mati dan Tekad Skuad Kaba Diawara

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, STY Mau Berjuang di Tengah Kondisi Tak Sempurna

Indonesia Vs Guinea, STY Mau Berjuang di Tengah Kondisi Tak Sempurna

Timnas Indonesia
Hasil Drawing ASEAN Club Championship 2024-2025, Borneo FC di Grup Neraka

Hasil Drawing ASEAN Club Championship 2024-2025, Borneo FC di Grup Neraka

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com