Beograd, Selasa -
Roland Garros dapat dikatakan arena milik Rafa dalam enam tahun terakhir. Sejak tahun 2005, dia sudah lima kali menang, yaitu tahun 2010, dan empat kali berturut-turut sejak tahun 2005.
Menghadapi grand slam kedua setelah Australia Terbuka, Djokovic yang kini bercokol di urutan kedua dunia memilih turnamen di kampung halamannya, Serbia Terbuka, sebagai ajang pemanasan. Adapun Soderling, si peringkat kelima ATP, memilih arena tanah liat di Estoril, Portugal.
Turun sebagai unggulan pertama, keduanya memperoleh bye di putaran pertama. Djokovic masih menunggu pemenang antara Adrian Ungur (Romania) dan Ruben Ramirez Hidalgo (Spanyol). Sementara Soderling dijadwalkan bertemu petenis
Djokovic yang pekan lalu batal hadir di turnamen Monte Carlo karena cedera lutut menegaskan, dia punya rasa percaya diri yang tinggi jika bertemu Rafa tahun ini. ”Nadal adalah yang terbaik di dunia. Dia dominan di clay. Dia melakukan hal yang muskil
Sesumbar petenis berusia 23 tahun itu agaknya beralasan. Tahun ini Djokovic yang lebih muda setahun dua kali membekuk
Kemenangan pertama diraih Djokovic di Indian Wells California, AS. Sepekan kemudian, di pantai timur AS, Key Biscayne Florida, kembali Rafa kalah dalam pertarungan tiga set.
Selain itu, statistik Djokovic juga sedang gemerlap. Tahun ini dia memenangi 24 pertandingan dan belum sekali pun kalah.
Dari Estoril, Soderling yang dua kali mencicipi partai puncak Perancis Terbuka juga yakin mampu menaklukkan Rafa tahun ini. Tahun lalu, Soderling-lah yang menantang Rafa di final Roland Garros.
Sementara setahun sebelumnya, Soderling menjegal Rafa, si juara bertahan, pada putaran keempat. Soderling lalu sukses ke final, tetapi harus mengakui keunggulan seniman tenis Swiss, Roger Federer.
”Kita harus masuk ke lapangan dengan keyakinan, kita punya peluang. Nadal adalah yang terbaik di clay, tetapi dia dapat dikalahkan. Kita hanya harus tampil dengan permainan terbaik dan berharap memperoleh sedikit