JAKARTA, KOMPAS.com — Rio Haryanto ingin mematangkan fisik dan mentalnya di arena balap mobil. Karena itu, pada musim 2011 dia akan tampil di dua event sekaligus, yaitu Grand Prix 3 (GP3) dan AutoGP. Langkah tersebut diambil sebagai persiapan untuk naik ke level GP2 pada tahun mendatang.
Dengan ikut di dua ajang yang semuanya digelar di Eropa tersebut, tentu saja ada konsekuensi yang harus dihadapi Rio. Tetapi, pebalap berusia 18 tahun yang tahun lalu membuat kejutan dengan menempati peringkat lima GP3 tersebut siap menghadapinya. Jadwal yang padat adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi, selain tuntutan akan kebugaran fisik.
Mengapa Rio memilih ikut kompetisi AutoGP?
Pemuda kelahiran Solo, Jawa Tengah, ini mempunyai alasan yang sangat mendasar. Putra dari mantan juara nasional gokar, Sinyo Haryanto, mengatakan bahwa karakteristik mobil AutoGP cocok untuk melatih fisiknya. Itu dirasakan setelah mengadakan uji coba.
"Dari tes yang sudah saya lakukan, mobil AutoGP amat bertenaga dan tak mudah untuk mengendalikannya. Kalau suatu saat saya harus berlaga di GP2, rasanya AutoGP amat cocok sebagai batu loncatan. Fisik saya bisa tertempa dengan ikut kompetisi ini," ujar Rio, yang tahun lalu naik podium nomor satu di Istanbul, Turki.
Selain itu, tambahnya, AutoGP memakai sistem pit stop. "Di GP3 tidak ada pit stop, sehingga saya akan belajar mengatur strategi lantaran di AutoGP memakai pit stop dengan durasi lomba kira-kira 50 menit. Saya juga akan mencoba tampil konsisten dan sebisa mungkin mendapatkan poin di setiap lomba. Bila mampu naik podium tentu lebih bagus lagi."
Tentang GP3 dan AutoGP
GP3 dan AutoGP memiliki beberapa perbedaan. Meskipun demikian, dua event tersebut dinilai sebagai langkah awal yang tepat bagi setiap pebalap muda yang merintis karier menuju ajang paling bergengsi di dunia, Formula 1 (F1). Rio memutuskan mengambil langkah ini.
GP3 Series merupakan feeder F1 dan ajang ini cukup menyita perhatian lantaran selalu digelar bersamaan dengan F1. Pada 2011, GP3 memasuki musim kedua, di mana pada musim pertamanya ada 30 pebalap yang ambil bagian, termasuk Rio.
Ajang ini menggunakan format one make race, sehingga skill pebalap jadi acuan utama apakah dia bisa sukses atau tidak. Pasalnya, sasis, mesin, dan bahkan ban, semuanya dibuat sama, sehingga faktor-faktor tersebut tidak bisa menjadi alasan.