BANDUNG, KOMPAS -
Bagi Bank Sumsel, kemenangan ini adalah tiket menuju empat besar. Dengan tujuh kali bertanding dan belum pernah kalah, Bank Sumsel sudah pasti masuk empat besar.
Pertandingan berlangsung seru dan menarik. Ketatnya laga menghibur penonton yang tidak henti menghujani tepukan dan teriakan. Aksi lapangan para pemain asing yang atraktif membikin penonton bungah.
Setelah tertinggal 0-2, BNI 46 bangkit pada set ketiga, terlihat pada perbaikan sisi pertahanan dan blok. Mampu menang pada set ketiga, BNI 46 makin baik lagi pada set keempat. Pada set kelima, BNI 46 sempat unggul 12-11 dan ini membangkitkan mental pemain yang dikomando kapten Rastoni. Namun, dengan materi pemain lokal yang lebih berpengalaman, Bank Sumsel mengunci set kelima.
Asisten pelatih BNI 46, Imam Agus Faisal, menyebut kekalahannya ini sebagai ”belum beruntung”. ”Dalam kondisi kritis, yang menentukan hanya dua, pengalaman bertanding dan keberuntungan,” paparnya.
Dua pemain asing BNI 46, Ezequiel Andres dan Duncan B, sangat membantu penampilan Asep Supriatna, Aris Riscon, Awang Supriyanto, Oka Subiakto, dan libero Akmal Alamsyah. Ezequiel, selain dipasang di depan sebagai spiker, juga membantu di posisi belakang.
Pelatih Bank Sumsel Mashudi mengatakan, kekalahan pada set ketiga dan keempat dari BNI 46 menjadi bahan evaluasi. ”Saya masih mencari formula agar tidak terjadi seperti ini. Pemain asing yang baru (Thiago Marcel dari Brasil) meminta waktu satu pekan untuk bisa padu dan bermain lebih baik,” tutur Mashudi.
Kapten Bank Sumsel Brian Alfianto merasa sempat grogi ketika kalah dua set. Namun, pada set kelima, ada tekad besar untuk menang.
”Kali ini belum padu, dan bisa menang. Mudah-mudahan melawan tim lain, seperti Bank Jateng, kami bisa lebih baik,” kata Brian.
Tim putri PLN
Tim putri Jakarta Electric PLN memetik kemenangan pertama di putaran kedua yang berarti kemenangan ketujuh secara keseluruhan. PLN menekuk Gresik Petrokimia, 3-0 (25-18, 25-23, 25-22). Atas hasil ini tim putri PLN putri dipastikan mengambil tempat di babak empat besar. Sama dengan Bank Sumsel di putra, lima pertandingan sisa bagi tim putri PLN tidak memengaruhi lagi untuk masuk final four.
Mengya yang pada Proliga tahun lalu memperkuat Gresik Petrokimia, dengan cepat, bisa menyesuaikan diri dengan pemain lokal. Begitu pula Yanni. Keduanya menjadi cepat kompak karena pelatih tim putri PLN Tian Mei juga berasal dari China. Dua pemain China ini mulanya agak kikuk dengan permainan Gunarti Indahyani, tetapi dengan cepat kondisi itu bisa terurai.
”Mengya dan Yanni juga cepat nyambung dengan kami karena kami terus bersama, mulai tidur, latihan, sampai berbelanja. Kami kompak terus,” ujar Susanti Martalia, kapten tim PLN.