Jakarta, Kompas -
”Pemilihan Hadi Nasri sudah tepat. Sekarang pengurus PBSI yang harus konsisten dengan tidak lagi mengintervensi kewenangannya. Jangan sampai kasus yang dulu terluang lagi,” kata Haryanto Arbi di Jakarta, Kamis (24/3).
Menurut Haryanto, pengurus PBSI juga harus membangun komunikasi yang lebih baik antara sesama pengurus dan pelatih ataupun dengan para pemain. Suasana yang kurang kondusif di pelatnas Cipayung salah satu faktor utamanya karena masalah
Hal senada disampaikan Icuk Sugiarto. Ia mengatakan, setelah menentukan Kabidbinpres, PBSI juga harus mempertegas tugas dan kewenangan tiap-tiap bidang. Icuk mencontohkan, keberadaan Li Mao di Cipayung harus ditegaskan bahwa dia hanya sebagai pelatih kepala sektor tunggal yang bertanggung jawab kepada direktur pelatnas dan Kabidbinpres PBSI.
Demikian juga di sektor ganda, seharusnya pelatih kepala tidak dirangkap oleh direktur pelatnas sehingga ada pertanggungjawaban yang jelas.
”Ini harus ditegaskan agar kewenangan Kabidbinpres menjadi jelas. Jangan sampai Li Mao mempunyai kewenangan yang lebih besar,” ujar Icuk.
Secara terpisah Hadi Nasri mengatakan, secara prinsip dia mau menerima dan menjalankan amanah sebagai Kabidbinpres. Namun, Hadi sendiri mengaku sampai kemarin dirinya belum mendapat pemberitahuan secara resmi dari pengurus PBSI.
”Saya tidak bisa berkomentar macam-macam karena saya belum mendapat pemberitahuan secara resmi. Kalaupun benar, saya harus bertemu Ketua Umum PBSI terlebih dahulu untuk mengetahui tugas dan kewenangan saya,” kata Hadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, PBSI melalui Sekjen Yacob Rusdianto menyebutkan, pengurus PBSI telah memilih Hadi Nasri untuk menjabat sebagai Kabidbinpres, mengisi posisi yang ditinggalkan Lius Pongoh.
Hadi Nasri sebelumnya pernag menjadi pelatih di pelatnas Cipayung. Dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Kabidbinpres