Jakarta, Kompas -
”Kritik media menjadi masukan berarti buat PBSI, terutama soal kondisi internal PBSI yang dinilai sudah tidak kondusif dan membuat pemain atau pelatih hengkang dari pelatnas. Saya
Selain Djoko, pada acara pembukaan ini juga hadir beberapa pengurus PBSI, Direktur Komunikasi PT Tetra Pak Indonesia Mignone Maramis Akiyama, Staf Ahli Menpora Ivana Lie, dan Ketua Pengurus Daerah PBSI DKI Jakarta Icuk Sugiarto.
Djoko mengatakan, meski dia berasal dari kalangan militer, dirinya tidak pernah merasa membangun komunikasi di PBSI dengan gaya militer. ”Saya tahu siapa yang saya hadapi. Di TNI sendiri, saya juga tidak pernah kaku karena tanpa saya pun TNI juga bisa berjalan,” ujar Djoko.
Pengurus PBSI tidak bisa menutupi persoalan internalnya setelah asisten pelatih tunggal putri Sarwendah Kusumawardhani memilih mundur dari pelatnas. Hengkangnya Sarwendah dari Cipayung terjadi tidak lebih dari dua minggu setelah pelatih tunggal putri Marleve Mainaky memutuskan berhenti melatih.
Sarwendah mundur karena diberi tugas melatih perwira tentara yang bukan tugas pokoknya di pelatnas. Sementara Marleve kecewa dengan intervensi pengurus yang mengaturnya di luar kewenangannya.
Menurut Djoko, pihaknya masih membuka komunikasi bagi Marleve dan Sarwendah. PBSI sendiri belum memberi respons resmi terhadap surat pengunduran diri yang diajukan Marleve dan Sarwendah. Terkait perbaikan prestasi, menurut Djoko, sudah ada beberapa program yang disusun.
Dari ajang turnamen bulu tangkis Grand Prix Gold Swiss Terbuka, pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir melaju ke perempat final dengan mengalahkan pasangan Korea Selatan, Yoo Yeon-seong/Kim Min-jung, 21-15, 21-14.
Hasil serupa didapat pasangan Meiliana Jauhari/Greysia Polii di nomor ganda putri yang mengalahkan pasangan Inggris.
Pada nomor ganda putra, dua pasangan Indonesia juga melaju ke perempat final. Alvent Yulianto/Hendra AG menang atas pasangan Singapura, sementara Bona Septano/Muhammad Ahsan menang atas pasangan Jepang dalam pertandingan tiga gim.