KOMPAS.com — Dua tahun setelah kehilangan putrinya yang meninggal secara tragis akibat kecelakaan di rumah, Mike Tyson curhat di depan umum. Mantan juara dunia sejati kelas berat ini berbicara tentang bagaimana "hancurannya" ia akibat tragedi yang merenggut nyawa putrinya, Exodus, yang berusia empat tahun, dalam sebuah perbincangan dengan pemandu acara Ellen DeGeneres, Selasa (8/3/2011).
Pria berusia 44 tahun yang terkenal dengan julukan "Si Leher Beton" ini tampil dalam acara untuk mempromosikan reality show-nya dengan tajuk Taking On Tyson.
Mengenakan kaus lengan panjang berwarna ungu, Tyson tampil begitu rileks dan tenang. Dia secara gamblang melukiskan perasaannya yang hancur akibat tragedi alat olahraga treadmill yang merenggut nyawa Exodus pada Mei 2009.
Ellen menanyakan bagaimana Tyson mengatasi situasi yang sulit tersebut.
"Saya memiliki seorang anak perempuan berusia empat tahun, tetapi sayang sekali harus tertimpa kecelakaan dan meninggal," ujar sang petinju.
"Saya cukup marah, hancur. Ketika saya pergi ke rumah sakit saat dia berada di mesin, saya mengantisipasi karena saya mungkin bisa tenang. Namun, saya juga mengantisipasi diri bahwa saya akan pergi ke rumah sakit dalam kondisi penuh amarah.
"Setelah sampai di sana dan melihat orang lain yang memiliki anak yang sudah meninggal atau sedang sekarat, mereka menangani dengan baik dan saya tidak ingin menjadi orangtua psiko," tambah Tyson, yang pernah membuat sensasi dengan menggigit kuping Evander Holyfield, dalam sebuah pertarungan.
"Saya ingin menanganinya dengan penuh cinta. Anak-anak mereka juga meninggal sehingga tidak benar jika saya harus menjadi seorang psiko karena masalah ini. Saya harus menanganinya seperti orang lain, tetap tenang dan penuh kasih."
Tyson juga berbicara tentang masa lalunya yang kelam, termasuk kebiasaan mabuk-mabukan, yang membuat kehidupannya sangat terpuruk. Namun, dia mengakui, semua masa lalu yang kelam itu sudah dikuburnya dalam-dalam. Sejak dua tahun lalu dia memulai kehidupan baru yang jauh lebih baik.
"Saya hanya sangat beruntung memiliki sebuah sistem pendukung yang hebat," terangnya.
"Saya memiliki para mentor yang hebat. Saya sangat beruntung. Saya memang tidak lebih baik dari orang lain yang sukses dan mungkin overdosis (minum dan obat-obatan) atau nekat bunuh diri. Saya tidak berbeda dengan mereka."
"Satu-satunya perbedaan adalah bahwa saya memiliki sebuah sistem pendukung yang bagus... Saya ingin berubah. Saya tidak bisa melakukannya tanpa dukungan."
Memang, Tyson kini bukan cuma sudah berubah jadi orang yang berperangai baik. Petinju yang dulu terkenal sangat brutal dan ganas ini sekarang memulai gaya hidup sehat, termasuk memilih menjadi seorang vegetarian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.