Jakarta, Kompas -
Beberapa hari terakhir gangguan perjalanan kereta kembali terjadi di Jabodetabek. Komunitas KRL mengabarkan, misalnya, kereta rel listrik kelas ekonomi Bogor-Tanah Abang sempat mogok di Bojonggede, Sabtu (19/2) pagi.
”Kereta yang mogok itu membuat antrean rangkaian KRL lain,” kata Nurcahyo, penggiat KRLmania. Perjalanan KRL baru kembali normal Sabtu siang.
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Mateta Rijalulhaq ketika dihubungi mengaku belum mendapatkan informasi tentang mogoknya KRL itu.
”Sampai sekarang tidak ada kabar bahwa ada KRL mogok,” ucap Mateta.
Hari Jumat lalu kerusakan rel juga terjadi di Cilebut akibat rel memuai. Menurut Mateta, hal ini bisa terjadi lantaran beberapa penyebab, seperti rel kepanasan atau ada ikatan antarrel yang berubah atau bergeser. Kerusakan ini sudah diperbaiki dan bisa dilewati kereta lagi.
Empat hari terakhir juga terjadi dua kali gangguan KRL yang menyebabkan perjalanan penumpang terhambat. Gangguan terjadi di Stasiun Depok Baru, Kota Depok, dan Stasiun Bojong Gede, Kabupaten Bogor.
”Gangguan hari ini di Stasiun Bojong Gede dampaknya sampai ke Stasiun Citayam. Gangguan berlangsung mulai pukul 08.40 sampai pukul 09.20,” tutur Fahmi, petugas perjalanan kereta Stasiun Citayam, Sabtu (19/2) di Depok, Jawa Barat.
Menurut Fahmi, sempat terjadi penumpukan penumpang, terutama mereka yang akan berangkat kerja ke Jakarta. Selama gangguan berlangsung, Fahmi mengumumkan kejadian itu kepada calon penumpang melalui pelantang suara. ”Saya beritahukan adanya gangguan agar penumpang mengerti,” katanya.
Hari Rabu (16/2) lalu perjalanan KRL terganggu karena kerusakan wesel atau alat pengatur jalur di Stasiun Depok Baru. Kerusakan terjadi di wesel sisi utara maupun selatan stasiun. Akibatnya, lalu lintas perjalanan KRL di stasiun tersebut hanya menggunakan dua lajur dari tiga lajur yang ada. Lajur rel nomor 3 Stasiun Depok Baru ketika itu tidak berfungsi.
Menurut keterangan Kepala Bagian Informasi Stasiun Depok Baru Barkah Lukmantara, gangguan terjadi pukul 07.30-08.45. Gangguan ini membuat kepadatan penumpang menuju Jakarta terjadi hingga pukul 09.30.
Sedemikian seringnya gangguan KRL terjadi sehingga dirasakan sudah menjadi seperti biasa. Agus Susanto, warga Tanjung Barat, Jakarta Selatan, yang bekerja di Citayam, Depok, misalnya, sudah sering mengalami gangguan selama perjalanan. Namun, dia tetap berada di rangkaian gerbong. Gangguan seperti itu dianggapnya biasa terjadi sehingga tidak perlu pindah moda angkutan lain.
Pasalnya, dia sangat mengandalkan angkutan KRL untuk mobilitas kerja sehari-hari karena lebih efektif daripada menggunakan moda angkutan lain. Dia baru turun dari KRL jika listrik padam.