JAKARTA, Kompas.com - Simon Santoso mendapat pelajaran penting ketika melawan Lin Dan di semifinal Korea Terbuka Super Series Premier, Sabtu (29/1/11). Sempat memiliki momentum untuk meraih kemenangan, Simon justru gagal dan akhirnya menyerah.
Meskipun demikian, Simon sudah memberikan perlawanan gigih dan mengesankan. Pemain Pelatnas Cipayung ini memaksa juara Olimpiade Beijing 2008 tersebut bermain tiga game dengan skor yang ketat, sebelum kalah 21-23, 22-20, 15-21, dalam waktu 1 jam 15 menit.
Di game pertama, Simon sudah memegang kendali untuk meriah kemenangan karena memimpin 20-16. Hanya perlu satu angka untuk mengakhiri game ini, Simon justru terlalu emosional sehingga Lin Dan bisa mengejar dan memaksa deuce hingga menang 23-21.
"Pada game pertama saya ingin buru-buru menyelesaikan pertandingan, tetapi malah jadi kurang tenang dan kurang sabar. Baru mau menghajar malah dihajar balik," kata Simon mengenai kekalahannya pada game pembuka.
Di game kedua, Simon bisa bangkit. Setelah Lin Dan memimpin 11-5, Simon mampu mengejar dan menyamakannya pada kedudukan 18-18 dan unggul 20-18. Kali ini, Lin Dan yang menyamakan kedudukan 20-20 sebelum Simon merebut game tersebut dengan memenangi dua poin terakhir.
Permainan Simon mengendur pada game penentuan saat Lin Dan langsung memimpin 4-0 dan terus melaju tak terkejar. Simon sempat memperpendek jarak angka menjadi 15-16 namun Lin Dan segera menyudahi pertandingan dengan membukukan lima poin beruntun.
"Pada pertengahan game ketiga, ketika saya mengejar, kaki saya yang ketarik tambah sakit, jadi gerakan saya semakin lamban dan nggak bisa mengimbangi kecepatan dia," papar Simon.
"Untuk penampilan ke depan, saya harus lebih bekerja keras lagi agar bisa bersaing dengan pemain-pemain top," tambahnya.
Kekalahan Simon membuat Indonesia tidak punya wakil pada turnamen Super Series Premier perdana berhadiah total 1,2 juta dollar AS itu. Pasalnya, Simon merupakan satu-satunya wakil dari Tanah Air, yang tersisa di semifinal.
Di final, Minggu (30/1/11), Lin Dan akan bertemu rival terkuatnya Lee Chong Wei dari Malaysia. Final ideal ini tercipta, setelah Chong Wei menyisihkan pemain China lainnya Du Pengyu 21-10, 21-10.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.