MELBOURNE, KOMPAS.com — Australia Terbuka 2011 ini menghadirkan kejutan di sektor tunggal putra. Dua petenis top yang merajai arena tenis dunia, Rafael Nadal dan Roger Federer, sudah tersingkir sebelum melangkah ke final grand slam lapangan keras tersebut. Sebuah tanda era Roger-Rafa sudah berakhir?
Nadal harus menghentikan langkahnya di perempat final. Pemain nomor satu dunia ini, yang juga unggulan utama, terpaksa merelakan tiket semifinal jatuh ke tangan rekan senegaranya asal Spanyol, David Ferrer. Adapun Federer harus mengakui ketangguhan unggulan ketiga asal Serbia, Novak Djokovic, yang mengalahkannya di semifinal dengan 7-6, 7-5, 6-4, Kamis (27/1/11).
Dengan demikian, ini untuk pertama kalinya dalam sebuah grand slam, tak ada Nadal dan Federer di final sejak Australia Terbuka 2008 ketika Djokovic mengalahkan Jo-Wilfried Tsonga di final. Padahal, Federer dan rival terberatnya itu memborong 21 dari 23 gelar grand slam.
Meskipun demikian, Federer membantah anggapan tersebut. Menurut pemain nomor dua asal Swiss ini, terlalu cepat orang menilai era mereka (Federer-Nadal) sudah selesai.
"Ya, saya kira mereka terlalu cepat mengatakan demikian," ujar Federer yang sudah mengoleksi 16 gelar grand slam. "Marilah kita bicarakan lagi dalam enam bulan!"
Sejak Federer untuk pertama kalinya meraih gelar pertama dari enam gelar Wimbledon pada 2003, arena grand slam hampir selalu dikuasainya bersama Nadal. Hanya Djokovic dan Juan Martin del Potro yang bisa meruntuhkan dominasi dua petenis itu, ketika Djokovic juara Australia Terbuka 2008 dan Del Potro menang atas Federer di final AS Terbuka 2009.
Kini, setelah Djokovic membungkam Federer dan Ferrer menghentikan Nadal, muncullah pertanyaan tersebut (era Roger-Rafa habis). Tetapi Federer menegaskan, dia masih mampu meraih hasil terbaik pada masa mendatang.
"Saya merasa sangat bagus," ujar Federer, peraih empat gelar Australia Terbuka yang merengkuh gelar ke-67 sepanjang kariernya usai juara di Doha sebelum tampil di Melbourne ini. "Saya sangat optimistis mengenai 15 turnamen berikutnya, atau seberapa pun yang saya tampil. Saya nyaris kehilangan banyak pertandingan akhir-akhir ini," tambah Federer, yang usai gagal di perempat final Wimbledon pada Juli lalu mengalami sejumlah perbaikan sejak memilih mantan pelatih Pete Sampras, Paul Annacone, untuk menangani dirinya.
"Karena itu saya senang dengan permainanku sekarang, juga dengan kondisiku. Saya benar-benar bahagia dengan apa yang ada. Tentu saja, kekalahan ini menjadi sebuah pukulan. Pada saat bersamaan, saya memainkan sebuah turnamen yang bagus. Saya tidak menyesal. Kita akan melihat apa yang terjadi pada masa mendatang," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.