JAKARTA, Kompas.com - Chris John perlu dukungan psikolog saat mempersiapkan diri tampil di atas ring, selain pelatih dan manajer. Ini bertujuan agar dia mampu meredam emosi dan memiliki killing punch (pukulan mematikan).
"Mempersiapkan petinju bisa tampil maksimal sekelas Chris John diperlukan kerja sama tim yaitu petinju, pelatih, manajer, dokter dan tenaga psikolog," kata Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Menpora, James Tangkudung, di Jakarta, Selasa (7/12/10).
James menegaskan, menyimak pertarungan Chris John lawan Fernando Soucedo (Argentina) pada Minggu (5/12/10), petinju asal Banjarnegara itu emosinya sempat terpancing lawan mulai ronde sembilan. Chris John yang sulit mengendalikan emosinya sempat mengubah gaya bertinju dari counter boxer menjadi fighter. Padahal gaya fighter seharusnya dimiliki oleh Fernando.
Namun keberuntungan masih memihak pada Chris John. Walau pertahanannya sering terbuka, namun Fernando tidak bisa memanfaatkan untuk melontarkan pukulan kerasnya.
Dengan begitu, jelas dia, Chris John terhindar oleh pukulan keras lawan. Chris John yang emosinya sudah terkuras, juga melontarkan pukulan kurang akurat memasuki ronde 10 dan 11. Tindakan itu menguras tenaga dan merugikan Chris John.
Fernando, yang tidak dapat memanfaatkan peluang emas fisiknya mulai terkuras habis. Sebagai petinju tahan pukul, hanya dapat menghindar dan meledek lawan. Memasuki ronde ke 12 hanya bisa bertahan. Sedang Chris John yang tenaganya sudah terkuras juga tidak dapat memukul KO lawan.
Namun masih beruntung mulai ronde pertama hingga ketujuh Chris John mengumpulkan nilai telak dan akhirnya setelah ronde 12 berakhir dinyatakan menang angka oleh tiga wasit hakim.
James melanjutkan, mempersiapkan diri bagi seorang petinju tampil dalam pertarungan harus maksimal dengan bantuan psikolog dan dokter. Hal semacam itu juga dilakukan mantan petinju kelas berat dunia Evander Hollyfield, setiap akan naik ring.
Persiapan maksimal, hasil yang diraih Holyfield pun sangat memuaskan. Semua itu dapat disimak dan dipelajari saat menghadapi petinju yang memiliki julukan si leher beton, Mike Tyson, saat jayanya.
Persiapan matang melalui kerjasama tim paparnya, Holyfield mampu menjinakkan Mike Tyson, si raja KO, dalam dua kali laga. Semua itu terjadi karena emosi Mike Tyson terpancing dan sempat menggigit telingan Holyfield. Atas tindakan yang tidak terpuji Mike Tyson dinyatakan kalah oleh wasit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.