Guangzhou, Kompas
Dalam pertarungan pertamanya, Ardiansyah berhadapan dengan pegulat Irak, Muhammad Al Saedi. Al Saedi sendiri sebelumnya mengalahkan pegulat Filipina, Marganto J Angana.
Menghadapi Al Saedi, Ardiansyah kalah 0-3 setelah Al Saedi mampu melakukan bantingan. ”Sebenarnya teknik pemain kita tidak kalah dari lawan-lawannya. Hanya mereka kurang beruntung dan kondisi fisiknya kurang maksimal,” tutur Bunyamin Widji Sobari, pelatih gulat Indonesia.
Apalagi keduanya, kata Bunyamin, harus menurunkan berat badan. ”Itu sebabnya mereka bertanding dalam kondisi yang kurang tenaga,” katanya.
Mohammad Aliansyah yang turun di kelas 60 kilogram sedikit lebih beruntung. Sekalipun kalah dalam pertarungan pertamanya dari pegulat Korea Selatan, Jung Juhyun, dia memperoleh kesempatan bermain di pertarungan B untuk memperebutkan medali perunggu. Namun, Aliansyah langsung kalah dari pegulat India, Ravinder Singh.
Seperti gulat, tim panahan Indonesia langsung gugur pada babak pertama nomor beregu putri. Berhadapan dengan Mongolia, Indonesia yang diperkuat Ika Yuliana, Rina Dewi Puspitasari, dan Nuraini Novia langsung kalah.
”Saya sedih sekali. Saya merasa agak grogi pada kesempatan pertama. Setelah itu baru saya berusaha fokus,” ujar Ika.
Pada hari ini, tim loncat indah Indonesia memulai perjuangan. Sari Ambarwati/Maria Natali Dinda akan turun di nomor papan 3 meter sinkron putri. Tanpa kehadiran juara Olimpiade 2008 dan peraih emas Asian Games 2006, Guo Jingjing asal China, pasangan Malaysia, Leong Mun Yee/Ng Yan Yee, berpeluang merebut emas. Namun, pasangan China, Shi Tingmao/Wang Han, tetap memiliki kans cukup besar.
Empat tahun silam, bersama Elizabeth Jimie, Leong meraih perunggu papan 3 meter sinkron. Adapun medali perak diraih pasangan Jepang Misako Yamashita/Ryoko Nishii.
Di sektor putra, pasangan Tanah Air, Husaini Noor/Nasrulah, akan berlaga di nomor menara 10 meter sinkron.