GUANGZHOU, Kompas.com - Lintasan pendek Tianhe Bowling Hall Guangzhou dijadikan sebagai alasan kegagalan Ryan Leonard Lalisang mempertahankan medali emas yang diraihnya empat tahun lalu di Asian Games 2006 di Doha, Qatar.
"Lintasan yang cukup pendek cukup mempengaruhi penampilan Ryan. Ia spesialis lintasan panjang, sedangkan di Tianhe Hall ini lintasan pendek," kata Manajer Tim Boling Indonesia Mochamad Taher di Guangzhou China, Selasa.
Lintasan pertandingan boling di Tianhe Bowling Hall yang dipergunakan sebagai ajang Asian Games 2010 memiliki panjang 35 kaki (short), sedangkan Ryan selama ini tampil lebih baik di lintasan panjang (long) 45 kaki.
Saat meraih medali emas di Asian Games 2006 di Doha, Ryan tampil maksimal di lintasan panjang yang menjadi kesukaanya dan menurut Taher hal itu cukup berpengaruh. Padahal sebelumnya ia menyangka lintasan boling di Tianhe itu bertipe panjang. "Kami tidak bisa menyalahkan lapangan sepenuhnya, dan harus diakui Engelberto Rivera (Filipina) memang tampil stabil," katanya kepada Antara.
Di lain pihak, kata Taher mengakui, bila di awal game pertama Ryan yang saat itu tampil berduet dengan Rangga Dwichandra sempat gugup sehingga lemparannya tidak maksimal.
Pada game kelima sebenarnya peluang Ryan cukup bagus meski belum masuk ke empat besar, namun ia melakukan kesalahan saat setelah melakukan dua kali lemparan sempurna pada game kelima. "Kelihatan sedikit terburu-buru dan bernafsu untuk mengejar point, sehingga recovery yang dilakukannya kurang baik," katanya.
Namun demikian, Taher berharap di kelompok tunggal putri bisa menggantikan peran Ryan untuk mempertahankan emas boling. Ia berharap Putty Insavila dan Tannya Roumimper bisa melakukan yang terbaik pada Selasa (16/11) di Tianhe Bowling Hall.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.