ABU DHABI, Kompas.com - Sebastian Vettel membuat kejutan besar di seri pamungkas Formula 1 (F1) 2010. Kurang diunggulkan untuk jadi juara dunia, pebalap Jerman ini justru tampil sangat fantastis sehingga bisa jadi pemenang, sekaligus menyabet gelar juara dunia, yang membuatnya sebagai pebalap termuda sepanjang sejarah F1 ketika meraihnya.
Vettel pantas mendapatkan gelar paling bergengsi tersebut. Semangat pantang menyerah, dan performa ciamik sepanjang satu musim ini, membuat dia berhasil menepis semua spekulasi bahwa Fernando Alonso atau Mark Webber yang bakal jadi orang nomor satu balapan F1 musim 2010.
Memang, menjelang balapan terakhir kalender 2010 ini, nama Alonso sebagai pemimpin klasemen sementara, dan Webber, yang terus didengung-dengungkan bakal berduel sengit untuk menjadi juara dunia. Vettel, yang terpaut 15 poin dari Alonso, dinilai hanya bisa menjadi "pelengkap" sehingga seharusnya membantu Webber, yang merupakan rekan setimnnya di Red Bull Racing.
Vettel pun mengakuinya. Meskipun Red Bull tetap pada kebijakannya untuk tidak memberikan "perintah" memenangkan Webber di seri terakhir, tetapi Vettel merasa dia sebaiknya membantu Webber, yang hanya berselisih delapan poin dengan Alonso.
"Jelas, yang menjadi favorit pada akhir pekan ini adalah Mark dan Fernando. Saya hanya akan berusaha membalap dengan baik dan selanjutnya tergantung kepada mereka," demikian pernyataan Vettel, pertengahan pekan lalu.
Namun bukan Vettel namanya kalau sudah patah arang sebelum mencapai garis finis. Melihat peluangnya terbuka lebar, menyusul catatan waktu terbaik sepanjang latihan dan kualifikasi di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, pebalap Jerman ini tak mau menyerah kepada keadaaan.
Start dari pole position, Vettel melaju dengan sangat kencang, dan akhirnya menjadi pemenang. Hasil buruk yang diraih Alonso dan Webber, sangat "membantu" dirinya untuk mewujudkan ambisi menjadi juara dunia, yang tahun lalu nyaris tercapai (musim lalu Vettel menjadi runner-up, di bawah Jenson Button).
"Saya pikir kami melakukan hal yang tepat," ujar Vettel. "Anda tahu, selalu mudah setelah segalanya terjadi untuk mengatakan OK, anda melakukan dengan baik, anda salah. Sebenarnya Ferrari sudah banyak mendapat kritikan setelah apa yang terjadi di Jerman (team order). Itu sudah tertutup, tetapi pada akhirnya anda membutuhkan setiap poin tunggal. Sebelum Brasil, tampaknya lebih buruk dibandingkan awal balapan ini dan sekarang semuanya fantastis.
"Saya pikir ini adalah sebuah contoh tipikal yang anda tidak pernah tahu, dan mungkin mirip dengan apa yang terjadi pada 2007 (ketika Kimi Raikkonen jadi juara dunia). Beberapa orang menyebutnya sebagai takdir, tetapi yang lain membutuhkan penjelasan, tetapi inilah yang terjadi."
Dengan keberhasilannya ini, Vettel juga membuat sejarah sebagai pebalap termuda yang pernah menjuarai adu kecepatan "jet darat" ini. Di usianya yang menginjak 23 tahun 106 hari, dia mengalahkan rekor yang ditorehkan pebalap Inggris, Lewis Hamilton, yang menjadi juara dunia pada tahun 2008 saat berumur 23 tahun 307 hari.
"Setelah Lewis menjadi juara dunia, saya mengatakan kepada diri sendiri, akankah ada orang yang bisa jadi juara tetapi lebih muda dari dia," ujar Vettel. Ternyata, pertanyaan tersebut sudah dijawabnya sendiri. Selamat Vetttel!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.