"Buku sejarah olahraga Indonesia” tertutup sudah... ”Sang penulis” itu telah selesai menorehkan sejarah panjang olahraga Indonesia selama 6 dekade.
Mangombar Ferdinand Siregar yang lebih dikenal sebagai MF Siregar dan dipanggil akrab dengan Opung hari Minggu (3/10) sekitar pukul 14.00 berpulang setelah 34 hari dirawat di RS Abdi Waluyo, Jakarta, akibat stroke ringan. Setelah itu kondisinya terus menurun akibat komplikasi yang menyusul.
Sampai detik-detik akhir hidupnya, arsitek strategi persiapan tim bulu tangkis Olimpiade Barcelona 1992 itu—yang akhirnya mendulang tiga emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade—terus berpikir. ”Meski sakit, papa terus memikirkan masa depan negara dan bangsa,” ujar Ria yang bersama saudaranya setia menunggui sang ayah.
Sehari sebelum Idul Fitri, Kamis (9/10), kepada
Sekitar tiga bulan lalu, Siregar kembali gelisah. Gelisah akan masa depan Indonesia. ”Anak-anak kita mau
Dan, Master of Physical Education lulusan Springfield College, Massachusetts, AS, ini berencana menuangkan gagasannya tentang pengembangan anak usia dini, cikal bakal manusia Indonesia seutuhnya.
Pemikirannya selalu visioner. Tahun 1962 di Springfield College dia telah menyatakan bahwa olahraga merupakan salah satu wajah persaudaraan dunia.
Di era Soekarno hingga Soeharto sentuhan tangan emasnya menandai fondasi olahraga sebagai
Pasca-pemerintahan dua presiden tersebut, Siregar tak pernah rela melepas bangsa ini terpuruk. Dia selalu menyampaikan pemikirannya. Walau mungkin papernya teronggok tak tersentuh oleh para pemimpin, dia hanya akan berujar, ”Saya gemas....” Opung tak pernah mengeluh.
Semoga pemikiran Siregar yang histobiografinya telah dituliskan itu akan terus bersinar. (ISW)