MELBOURNE, KOMPAS.com — Penyelenggaraan balapan mobil Formula 1 (F1) di Australia pada 28 Maret lalu mengalami kerugian sangat besar. Demikian laporan media di negara tersebut, Kamis (16/9/2010).
Pemerintah Victoria mengatakan, pajak untuk balapan di Melbourne itu mencapai 46 juta dollar AS (sekitar Rp 412,758 miliar). Jumlah uang tersebut merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu lima tahun dan dua kali lipat lebih bersar dari bayaran pada tahun 2006.
Sebenarnya, jumlah penonton yang datang menyaksikan adu kecepatan "jet darat" tersebut tetap tinggi dan malah tahun ini lebih besar. Namun, penghasilannya terus menurun sehingga mengundang kritik dan kecaman dari berbagai partai di Negeri Kanguru itu.
"Saya pikir ini memalukan karena hanya menjadi sebuah lelucon. Sekaranglah saatnya dua pihak politik mulai membuat pertimbangan yang serius mengenai pemberian dana talangan secara terus-menerus untuk pajak event ini," demikian pernyataan seorang anggota parlemen di Victoria, Craig Ingram, kepada surat kabar the Age.
"Sebagai seorang anggota parlemen, kami kesulitan mendapatkan dana untuk fasilitas kesehatan, pendidikan, fasilitas pendukung untuk anak-anak di sekolah, untuk jalanan, dan infrastruktur lain. Biaya sebesar 49 juta dollar AS (sekitar Rp 439,677 miliar) lebih baik dipakai untuk kebutuhan tersebut daripada hanya untuk sebuah balapan mobil."
Kecaman juga datang dari Peter Logan yang memberikan pernyataan kepada Sydney Morning Herald. Menurut aktivis grup Save Albert Park ini, balapan di sirkuit tersebut tidak memberikan manfaat untuk bisnis pariwisata.
"Tiga tahun lalu, auditor umum menemukan bahwa itu (balapan) tidak meningkatkan perekonomian, seperti yang diklaim pemerintah. Dia juga menemukan bahwa tidak ada manfaat untuk pariwisata Victoria," ujar Logan. "Biaya 49 juta dollar AS sepenuhnya merupakan pajak orang-orang Victoria."
Meskipun kecaman mengalir deras, tampaknya Sirkuit Albert Park masih akan mementaskan balapan mobil paling bergengsi di dunia tersebut. Pasalnya, GP Australia sudah mengikat kontrak untuk menjadi tuan rumah F1 hingga lima tahun ke depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.