Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ana Rovita, "The Next of Susi Susanti"

Kompas.com - 27/06/2010, 04:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Postur tubuhnya terhitung mungil untuk ukuran seorang pemain bulu tangkis, hanya 157 cm. Akan tetapi, bicara soal kemampuan, Ana Rovita jelas tidak bisa dikesampingkan begitu saja.

Ya, nama Ana Rovita belakangan ini memang kerap menjadi sentral pembicaraan publik penikmat olahraga tepokbulu terutama selama penyelenggaraan Djarum Indonesia Open Super Series (DIOSS) 2010 berlangsung. Maklumlah, pemain kelahiran Jepara, 30 Maret 1991 ini semula tidak diunggulkan sama sekali dalam turnamen berhadiah total 250 ribu dollar AS ini.

Jangankan untuk melaju sampai ke semifinal, untuk bisa masuk jajaran pemain kualifikasi saja perlu keberuntungan bagi Ana yang menempati posisi 246 dunia ini. Melihat peringkatnya yang terhitung jauh, agak mustahil bagi Ana untuk ikut berlaga di turnamen DIOSS 2010 ini.

Untungnya, dewi fortuna berpihak pada Ana. Di detik-detik akhir dimulainya turnamen, pemain asal klub Djarum Kudus ini berhasil mendapatkan tiket ke babak kualifikasi karena tiga pemain unggulan di tunggal puteri memutuskan mengundurkan diri.

"Sehari sebelum pertandingan, kami baru diberitahu," kata sang pelatih, Rusmanto Djoko Semaun.

Merasa mendapat peluang besar, Ana pun tidak mau menyia-nyiakannya begitu saja. Ia langsung melesat di babak pertama kualifikasi mengalahkan pemain Singapura, Jiayuan Chen 21-17, 13-21, 21-15, Selasa (22/6/2010).

Hal serupa terjadi di babak kedua. Meski harus melewati duel ketat, Ana mampu melewati hadangan Yu Chin Shu dari Hongkong 14-21, 21-17, 21-17. Keberhasilan ini sekaligus memastikan langkah Ana ke babak utama bersama tiga pemain kualifikasi lainnya yakni Linda Weni, Rosaria Yusvin dari Indonesia dan Zhu Ying Thai asal Hongkong.

Keberuntungan Ana terus berlanjut. Pemain yang semula diminta untuk lolos babak kualiikasi oleh sang pelatih ini telah memenuhi targetnya. Permainannya pun semakin hari semakin membaik. Runner up Sirkuit Nasional Jawa Barat 2010 ini mengalahkan dua tunggal puteri asing, Maja Tvrdy asal Slovenia (21-18, 1-17) dan Fu Mingtian dari Singapura (16-21, 21-19, 21-19) masing-masing di babak pertama, Rabu (23/6/2010) dan babak kedua, Kamis (24/6/2010).

Sampai babak ini Ana menjadi satu-satunya pemain kualifikasi yang bertahan setelah tiga pemain lainnya gugur melawan pesaing mereka masing-masing. Hasil yang paling mencengangkan diperoleh Ana ketika dihadapkan dengan pemain pelatnas Cipayung, Maria Kristin Yulianti di perempat final.

Di luar dugaan, Ana melibas mantan seniornya di klub PB Djarum ini dua game langsung 21-19, 21-14, Jumat (25/6/2010). Padahal ini merupakan kali pertama bagi Ana berhadapan dengan pemain peringkat 60 BWF itu. Ini juga merupakan kejuaraan super series pertama yang diikuti Ana.

"Saya sebenarnya juga tidak menyangka bisa menang karena pertandingan tadi berat. Pukulan-pukulan dia (Maria Kristin) tajam-tajam. Saya sebenarnya hanya main lepas saja, tetapi pelatih memberitahu saya untuk main berani dan banyak memberi bola silang. Ternyata itu cukup ampuh untuk mematikan serangannya," ungkap Ana.

Sementara Rusmanto justru menilai salah satu keunggulan yang dimiliki anak asuhnya dalam pertandingan adalah kemampuannya bermain dalam reli dengan tipe pukulan lob yang tidak bisa diprediksi lawan. Gaya reli dengan durasi lama ini hampir mirip dengan tipe permainan legenda tunggal puteri Indonesia, Susi Susanti. Tak heran Ana pun sering disebut-sebut sebagai "The Next of Susi Susanti".

Sayangnya, gaya reli tersebut kurang efektif apabila dihadapkan pada lawan dengan tipikal penyerang yang agresif. Seperti yang terjadi pada laga semifinal melawan Sayako Sato, Sabtu (26/6/2010). Tunggal puteri asal Jepang ini gencar melakukan serangan dan dengan mudah mengontrol ritme pertandingan. Ditambah lagi, Sato memiliki postur tubuh yang lebih tinggi sehingga lebih memungkinkannya melakukan smes tajam secara beruntun. Alhasil perjuangan Ana pun harus terhenti di semifinal setelah ditundukan Sato, 22-20, 21-17.

Meski gagal ke final, apa yang dicapai Ana boleh dibilang luar biasa. Di usianya yang masih 19 tahun, ia berhasil membuktikan eksistensi dirinya dan memanfaatkan peluang yang ada dengan berjuang semaksimal mungkin. Hal itu diamini Rusmanto, "Kalau dari pengamatan saya, Ana sudah bagus. Dia punya motivasi dan daya juang yang baik. Hanya saja masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki seperti kemampuan merubah strategi secara cepat dan power pukulannya."

Melihat potensi besar anak asuhnya, Rusmanto pun mengaku akan gencar mengirim Ana menimba pengalaman dengan mengikuti berbagai kejuaraan internasional lain dalam waktu dekat ini.

"Iya, saya rasa Ana perlu mengikuti kejuaraan-kejuaraan lain agar jam terbangnya bertambah. Dalam waktu dekat ini akan ada Kejuaraan Interseries di Singapora tanggal 22 Juli 2010 dan Indonesia International Challenge di Surabaya tanggal 27 Juli yang akan diikuti," ujar Rusmanto.

Sementara bagi Ana sendiri, banyak pengalaman berharga yang diperolehnya di DIOSS 2010 sebagai kompetisi yang mengawali transisinya dari tunggal puteri junior ke dewasa.

"Buat saya, kegagalan ini akan jadi motivasi. Yang pasti menurut saya di dalam pertandingan itu siapa yang lebih mau capek, dialah yang akan menang," tandas penggemar berat Taufik Hidayat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024: Magi STY Disorot Pelatih Irak, Indonesia Wajib Dihormati

Piala Asia U23 2024: Magi STY Disorot Pelatih Irak, Indonesia Wajib Dihormati

Timnas Indonesia
Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

Liga Lain
Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

Liga Italia
5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

Timnas Indonesia
Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

Liga Champions
Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

Timnas Indonesia
Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Bundesliga
Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Liga Champions
Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

Liga Italia
Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Liga Indonesia
Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Sports
Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Sports
Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com