Paris, Sabtu -
Pada 2009, Schiavone yang berasal dari Italia bukan pemain unggulan di Roland Garros. Menghadapi pemain unggulan Stosur di babak pembuka, Schiavone waktu itu takluk dua set langsung, 4-6, 2-6.
Namun, ada pembalasan lain yang tidak kalah penting dari kemenangan Stosur kemarin. Ia berhasil membungkam semua pengamat yang mengaku paham Perancis Terbuka 2010.
Tidak ada seorang pun dari mereka pernah menyebut Schiavone berpeluang membawa pulang trofi juara dari Roland Garros. Bahkan, menjelang final pun, sebuah tulisan masih menyebut laga Schiavone versus Stosur kedengaran seperti laga babak pertama, bukan laga puncak grand slam. Uniknya, Schiavone dan Stosur pada tahun lalu memang sungguh bertemu di putaran pembuka.
Semua itu akhirnya menjadi masa silam bagi Schiavone (29). Menjadi petenis putri Italia pertama yang menembus final grand slam, Schiavone, unggulan ke-17, langsung berhasil memoles predikatnya menjadi pemain putri Italia pertama yang menjuarai grand slam.
Saat organisasi tenis perempuan, WTA, merilis pemeringkatan baru pada Senin besok, Schiavone langsung melejit menjadi pemain peringkat keenam dunia. Ini kabar gembira buat Italia, peringkat terbaik yang pernah dimiliki petenis putri Italia ialah peringkat ke-10 (Flavia Pennetta).
Kunci keberhasilan Schiavone menjinakkan Stosur terletak pada taktiknya maju ke net dan memberikan bola dengan arah yang ekstrem. Taktik maju ke net untuk memenangi perebutan poin merupakan ciri dari permainan Schiavone yang sudah tidak muda lagi.
Slice backhand
Break