Kuala Lumpur, Kompas
Kemenangan China sekaligus memupus harapan tuan rumah untuk merebut kembali Piala Thomas yang sudah tidak pernah mereka menangi sejak tahun 1992. Raut kekecewaan tidak hanya terpancar dari wajah pemain-pemain Malaysia, tetapi juga sekitar 15.000 pendukung tuan rumah yang memenuhi stadion.
”Ini benar-benar hasil yang mengecewakan. Saya gagal memberikan hasil maksimal karena permainan saya jauh di bawah performa. Terlepas dari itu, Lin Dan bermain bagus. Dia mengontrol permainan dan terus menekan saya untuk membuat kesalahan,” kata pemain tunggal pertama Malaysia, Lee Chong Wei, seusai pertandingan.
Harapan pendukung terhadap pemain nomor satu dunia ini memang cukup besar. Apalagi, Lee Chong Wei memiliki rekor tidak pernah kalah dari Lin Dan setiap bertanding di Malaysia. Namun, yang terjadi, Lee Chong Wei justru selalu berada di bawah kendali Lin Dan.
Awal gim pertama berlangsung ketat. Lin Dan meraih poin pertama dan kemudian disusul Lee Chong Wei sampai kedudukan 3-3. Namun, setelah itu permainan Lee Chong Wei tidak berkembang sampai tertinggal 6-11. Ia seperti menghadapi tembok karena semua pukulannya kembali ke daerah permainannya.
Setelah istirahat, Lee Chong Wei sempat merapatkan jarak menjadi 16-18. Namun, Lin Dan kembali tancap gas dengan smes keras menyilang dan permainan net. Lin Dan pun menutup gim pertama dengan keunggulan, 21-17.
Pada gim kedua, permainan lebih mudah buat Lin Dan. Sorakan pendukung tuan rumah tak memengaruhi permainan Lin Dan. Pemain nomor dua dunia ini pun akhirnya menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan meyakinkan 21-8.
”Saya pikir Chong Wei dalam tekanan besar. Dia menanggung beban harapan pendukungnya yang menginginkan trofi Piala Thomas yang sudah tidak pernah mereka dapat dalam kurun 18 tahun. Dia tidak fokus ke permainannya,” ujar Lin Dan.
Hal senada diungkapkan pelatih tunggal Malaysia, Hendrawan. Menurutnya, peluang timnya lepas setelah kekalahan Lee Chong Wei.