Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KA Parahyangan Disayangkan

Kompas.com - 19/04/2010, 11:47 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Penghentian operasi KA Parahyangan jurusan Bandung-Jakarta mulai 27 April sangat disayangkan masyarakat. Mereka menganggap PT Kereta Api tidak mau mengakomodasi penumpang kelas bisnis yang selama ini banyak menggunakan KA tersebut.

"Kebijakan penghapusan KA Parahyangan jelas memberatkan. Selama ini saya selalu menggunakan KA tersebut untuk berangkat kerja ke Jakarta setiap hari. Selain saya, banyak juga warga Bandung yang memanfaatkan KA ini selama bertahun-tahun," ujar Nurul Huda (31), warga Gegerkalong, yang bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi di kawasan Jakarta Kota, Minggu (18/4) di Bandung.

Selama ini Huda berangkat kerja menggunakan KA Parahyangan yang berangkat dari Stasiun Bandung pukul 05.00. Pulangnya, ia memakai KA yang sama dari Jakarta pukul 19.00. Ia lebih memilih kelas bisnis karena tarifnya lebih murah yaitu Rp 30.000, sedangkan untuk kelas eksekutif Rp 45.000.

Hal senada disampaikan Udju Juanda (54), warga Arcamanik yang setiap hari berdagang kain di Pasar Tanah Abang. Ia biasa mengambil dagangan secara grosir dari Pasar Baru. "Kalau saya harus naik KA Argogede, ongkos transportasinya melonjak karena harga tiketnya mahal Rp 75.000," ujar Udju yang ditemui di Stasiun Bandung, Sabtu.

Selain karena harganya terjangkau, ia menggunakan KA Parahyangan karena KA tersebut melewati Pasar Tanah Abang. Udju juga tidak tertarik menggunakan travel yang waktu tempuhnya lebih cepat karena ia butuh moda transportasi yang mampu mengangkut barang dagangannya.

Sementara itu, Ketua Indonesian Railways Preservation Society (IRPS) Aditya Dwi Laksana meminta PT KA meninjau ulang kebijakan penghapusan seluruh keberangkatan KA Parahyangan tersebut. Jika alasannya terus merugi, ia menyarankan PT KA mengurangi intensitas perjalanan atau kalau perlu hanya dioperasikan beberapa hari. Menurut Aditya, masih banyak masyarakat yang membutuhkan KA Parahyangan, terutama karena alasan ekonomi.

Sebagai catatan, KA Parahyangan diresmikan pertama kali pada 31 Juli 1971 oleh Menteri Perhubungan kala itu, Frans Seda, dan dihadiri Gubernur Jabar Solihin GP serta Dirut Perusahaan Negara Kereta Api Soemali. Pada awal peluncurannya, namanya masih KA Patas Utama Parahyangan.

BBM subsidi

Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno menilai, dengan penghapusan operasionalisasi KA Parahyangan, ia berharap frekuensi KA Argogede bisa ditambah. Itu karena jalur Jakarta-Bandung sebenarnya telah memiliki potensi pasar yang besar.

Ia menilai, sepanjang PT KA membeli BBM dengan harga industri, layanannya tidak akan bisa bersaing dengan angkutan jalan raya yang harga BBM-nya disubsidi. Untuk itu, ia berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan pembelian BBM nonsubsidi bagi moda transportasi massal seperti KA.

Vice President Public Relations PT KA Adi Suryatini menampik anggapan bahwa pihak PT KA tidak mau melayani kelas bisnis karena tidak menguntungkan. Oleh karena itu, pihaknya mengupayakan dalam setiap pemberangkatan KA Argogede bisa diselipkan satu hingga dua kereta bisnis. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Badminton
Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

Timnas Indonesia
Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Internasional
Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com