JAKARTA, Kompas.com - Flavio Briatore memberikan komentar pedas terhadap keputusan Michael Schumacher, yang mau tampil lagi di lintasan balapan Formula 1 (F1) bersama tim Mercedes GP. Menurut Briatore, Schumi--sapaan Schumacher--menjadi seorang pengkhianat yang tidak elegan, karena mau membalap lagi setelah keluar dari Ferrari.
Sebenarnya, pertengahan tahun lalu ketika Felipe Massa mengalami kecelakaan serius saat kualifikasi GP Hungaria pada 25 Juli, Ferrari menunjuk Schumi untuk jadi pebalap pengganti sampai akhir musim. Keputusan "Scuderia" mendapat sambutan positif, karena Schumi bersedia jadi pebalap sementara.
Namun dalam masa persiapan, Schumi menarik diri karena kondisi fisiknya tak memungkinkan. Pebalap Jerman tersebut mengatakan, cedera leher akibat jatuh dari motor pada awal tahun 2009, sangat mengganggu, sehingga dia merasa tidak siap untuk ikut lomba balapan "jet darat" ini.
Akan tetapi usai musim 2009, Schumi membuat keputusan yang sangat mengejutkan. Dia meninggalkan Ferrari, untuk bergabung dengan tim Mercedes GP yang ditangani oleh mantan bosnya Ross Brawn. Yang lebih menyentak, pebalap berusia 41 tahun ini masuk skuad Mercedes GP dan menjadi tandem kompatriotnya, Nico Rosberg.
Inilah yang membuat Briatore kecewa sehingga menyebut mantan anak buahnya tersebut seorang pengkhianat dan pengecut.
"Schumacher ingin kembali bersama Ferrari, tetapi tidak memiliki kesempatan," ungkap Briatore kepada Rai Radio 1. "Itulah yang membuat dia melakukan pengkhianatan yang tidak elegan. Dia seperti yang lainnya--dia berbicara, tetapi ketika harus berbuat maka tergantung kepada ketertarikan secara pribadi.
"Michael akan harus bekerja keras. Kembalinya dia memang memberikan motivasi baru bagi F1, (tetapi) jika dia tidak kompetitif, maka akan menjadi sebuah kehancuran. Ini bukan cuma faktor usianya yang 41 tahun, tetapi karena sudah tiga tahun meninggalkan F1. Kami tidak bisa membalap lebih cepat lagi jika sudah tua."
Meskipun demikian, Schumi tak ambil pusing dengan pernyataan pedas Briatore, yang sudah bebas dari hukuman setelah sempat dicekal akibat skandal pengaturan hasil lomba di GP Singapura 2008. Schumi mengaku tak punya masalah dengan mantan bos Renault tersebut.
"Secara pribadi saya tak punya masalah dengan Flavio," ujar Schumi kepada suratkabar Jerman, Bild. "Saya mengatahuinya dengan sangat baik; Saya tahu kekuatannya dan kelemahannya. Saya pikir kita semua pernah membuat kesalahan. Jika dia belajar dari itu (kasus Singapura), saya rasa tidak ada masalah bila dia kembali. Flavio adalah pribadi yang unik."
Memang, Briatore dan Schumi memiliki kisah masa lalu yang manis, karena mereka pernah sama-sama satu tim di Benetton dari tahun 1991 hingga 1995. Dari tim inilah awal perjalanan kesuksesan Schumi menjadi pebalap hebat, karena dari total tujuh gelar juara dunia F1, dia yang pertama diraihnya bersama Benetton.
Setelah bergabung dengan Ferrari, prestasi Schumi kian mengkilap karena bersama "si Kuda Jingkrak" dia menambah lima trofi di lemari prestasinya. Akhir musim 2006, Schumi yang sepanjang kariernya mereguk 91 kemenangan grand prix, memutuskan untuk gantung helm.
Sementara itu, Briatore sempat diadang skandal yang menghebohkan karena mengatur hasil lomba di GP Singapura tahun 2008. Berdasarkan hasil investigasi, Briatore dinyatakan terlibat sehingga dia dihukum seumur hidup tak boleh terlibat dalam semua balapan mobil di bawah naungan FIA. Akan tetapi pada awal tahun 2010 ini, Briatore divonis bebas oleh Pengadilan Perancis sehingga boleh bergabung lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.