JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan juara dunia MotoGP Kevin Schwantz, mempertanyakan keputusan Casey Stoner yang bakal absen di tiga seri musim ini. Menurutnya, faktor kesehatan bukan menjadi faktor utama mengapa Stoner memilih untuk "terlempar" dari persaingan menuju tangga juara MotoGP 2009.
Memang, Stoner tidak akan membalap di tiga seri perdana paruh kedua musim ini. Setelah di Brno, Republik Ceko (16 Agustus), mantan juara dunia 2007 ini juga akan absen di Indianapolis (30 Agustus) dan Misano, San Marino (6 September). Jagoan Ducati ini baru akan kembali di Estoril, Portugal (4 Oktober).
Pebalap Australia tersebut menyatakan dia ingin istirahat--setelah menjalani pemeriksaan--untuk memulihkan konfisi fisiknya. Rasa sakit yang kerab menyerangnya itu mulai terasa di GP Catalunya (14 Juni), dan berimbas pada performanya di lima seri terakhir.
Namun, Schwantz yang menjadi juara dunia 1993 menduga, ada situasi lain yang menjadi penyebab Stoner istirahat selama tiga seri.
"Sebagai seorang pebalap, perasaan saya mengatakan bahwa Casey ingin keluar dari kompetisi," ungkapnya. "Tiba-tiba saja memutuskan untuk melewatkan tiga seri, dan melihat jika kamu merasa lebih baik, bagi saya, itu sedikit di luar normal.
"Bagi saya, itu adalah sebuah kekecewaan. Casey adalah kompetitor yang hebat dan saya pikir mungkin ada sesuatu yang telah terjadi di belakang layar, yang mungkin tak satupun dari kita yang tahu. Mungkin perasaan Stoner kepada Ducati, atau seri-seri balapan, atau... Saya tidak tahu apa yang terjadi."
Schwantz juga mengungkapkan perjudian Stoner pada balapan terakhirnya di Donington Park. Waktu itu, dia nekat menggunakan ban basah di atas trek yang kering. Hasilnya sangat mengecewakan, karena Stoner tertinggal hampir satu lap dengan pebalap terdepan.
"Pemilihan ban di Donington itu juga tidak biasa," ungkap Schwantz. "Dia tidak perlu melakukan perjudian pada ban seperti itu, ketika dia sedang dalam perburuan gelar juara.
"Bagi saya, hal tersebut sudah memberitahu ada sesuatu yang kurang bagus terjadi dengan Casey."
Ketika ditanya tentang bagaimana kesulitan membalap di level tertinggi jika motivasi menjadi persoalan, Schwantz mengatakan bahwa hal itu sangat berpengaruh.
"Jika hatimu tidak berada di dalam, maka risiko pun tinggi. Mungkin kamu lebih baik bekerja di belakang meja, atau paling kurang menjauh dari olahraga. Itu, di situasiku, adalah apa yang saya lakukan.
"Saya harap, itu bukanlah kasus Casey Stoner--mungkin dia kehilangan fokus dan perhatian pada olahraga ini, apalagi usianya masih muda. Dia pernah menjadi juara dunia, sehingga dia pasti bisa kembali ke level juara dunia."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.