WIMBLEDON, KOMPAS.com - Roger Federer bertemu lagi dengan Andy Roddick di final Wimbledon 2009. Ini merupakan partai ulangan partai puncak grand slam lapangan rumput tersebut pada tahun 2004 dan 2005, di mana Federer menjadi pemenang.
Apakah kali ini Roddick mampu membalas dua kekalahannya tersebut ketika mereka bertarung pada hari Minggu (5/7)?
Data statistik menunjukkan bahwa Federer mendominasi rekor pertemuan. Dari 20 kali beradu kekuatan, petenis Swiss ini menjadi pemenang sebanyak 18 kali, sedangkan Roddick hanya dua kali, masing-masing di Montreal (2003) dan terakhir di Miami (2008).
Tak heran jika banyak kalangan yang menjagokan Federer yang menjadi unggulan kedua kembali mempecundangi lawannya asal Amerika Serikat tersebut. Apalagi, pemain dengan julukan FedEx (Federer Express) tersebut sedang mengincar rekor fantastis, yakni gelar ke-15 grand slam.
Ya, ketika menjadi juara Perancis Terbuka awal bulan lalu--merupakan gelar pertama di Roland Garros sepanjang kariernya--, pembicaraan tentang Federer adalah pemecahan rekor petenis legendaris AS, Pete Sampras. Pasalnya, waktu itu Federer telah menyamai prestasi Sampras, yang sepanjang kariernya merengkuh trofi grand slam sebanyak 14 kali.
Kini, Federer tinggal selangkah lagi untuk melewati rekor tersebut. Kemenangan atas Roddick akan menahbiskan dirinya sebagai petenis terbaik sepanjang masa di muka bumi ini. Dan, rekor baru itu pasti sangat sulit dikejar oleh siapa pun.
Ini yang membuat motivasi Federer tak pernah luntur. Di usianya yang masih 27 tahun, mantan pemain nomor satu dunia tersebut mengaku masih "lapar" gelar sehingga masih ingin terus meraih prestasi sebanyak mungkin demi menorehkan sejarah.
"Saya tidak mengkhawatirkan motivasi dalam diri karena saya menyukai permainan ini dan ingin menggelutinya selama mungkin," ungkap Federer, yang bakal berstatus ayah karena istrinya, Mirka Vavrinec, diperkirakan akan melahirkan pada musim panas.
"Saya ingin anak kami melihat saya bermain. Saya ingin bermain di Olimpiade 2012, karena turnamen tenis adalah Wimbledon. Itulah mengapa saya ingin mengambil bagian. Saya bisa pastikan, motivasiku takkan banyak berubah," tegasnya.
Tentang Roddick yang menjadi lawannya di final, Federer mengaku sudah siap bertarung. Dirinya tetap optimistis memiliki peluang besar untuk mengulangi prestasi tahun 2004 dan 2005, demi mengobati kekecewaan yang dirasakan tahun lalu, setelah di final kalah dari petenis nomor satu dunia Rafael Nadal--kali ini Nadal yang merupakan unggulan pertama mengundurkan diri karena cedera lutut.