LONDON, KOMPAS.com - Roger Federer mulai identik dengan rekor baru di dunia tenis. Kini, superstar asal Swiss itu mencetak dua rekor lagi ketika memastikan diri maju ke final Wimbledon. Pemain nomor dua dunia ini untuk ke-20 kalinya tampil di partai puncak grand slam, dan dia adalah satu-satunya petenis yang berhasil maju ke final Wimbledon sebanyak tujuh kali berturut-turut.
Ya, Federer berhasil meraih tiket ke final grand slam lapangan rumput ini setelah menang straight set 7-6(7/3) 7-5 6-3 atas pemain veteran Jerman, Tommy Haas, Jumat (3/7). Mantan pemain nomor satu dunia tersebut akan bertemu dengan Andy Murray atau Andy Roddick di final, Minggu (5/7).
Selangkah lagi, Federer menambah rekor baru yang mungkin sangat sulit dipecahkan oleh siapa pun karena jika berhasil merengkuh gelar keenam di Wimbledon ini, maka Federer sudah 15 kali juara grand slam. Artinya, dia menjadi satu-satunya petenis yang melakukan prestasi fantastis tersebut, setelah berhasil menyamakan rekor petenis legendaris Amerika Serikat Pete Sampras, yang mengoleksi 14 gelar grand slam--Federer menyamakan rekor Sampras setelah awal bulan lalu juara Perancis Terbuka.
"Saya sangat bangga dengan semua rekor yang dicapai, karena semua itu tidak pernah terpikirkan semasa kecil," ungkap Federer, satu dari hanya enam petenis yang sukses melengkapi gelar di semua grand slam.
"Saya sudah bahagia mengoleksi dua gelar turnamen dan mungkin di Wimbledon lagi. Itu adalah skenario yang didambakan. Memang menyenangkan bisa kembali ke final Wimbledon, karena seperti semuanya terjadi dengan tiba-tiba dan sangat cepat," tambahnya.
Tahun lalu, Federer nyaris meraih gelar keenam Wimbledon secara berturut-turut. Sayang, impiannya itu pupus karena di final dia kalah dari petenis nomor satu dunia Rafael Nadal, dalam pertarungan lima set.
Namun kali ini Nadal mengundurkan diri karena belum pulih dari cedera lutut. Absennya petenis Spanyol tersebut membuat peluang Federer menjadi juara lebih besar.
Apalagi, Federer yang sudah berhasil mengakhiri penantian panjangnya untuk menjadi juara di Roland Garros, mengaku lebih santai tampil di Wimbledon. Dia sudah tidak punya beban seberat ketika belum menjadi juara di sana (Roland Garros,red), karena sudah bisa menyamakan rekor Sampras, dan untuk pertama kalinya juara di grand slam lapangan tanah liat.
"Ketika saya menjadi juara lima kali berturut-turut di Wimbledon dan menyamakan rekor Bjorn Borg, itu menjadi sangat berarti bagi saya," ungkapnya.
"Saya seperti berada dalam kehampaan selama dua pekan, hanya berusaha untuk meraihnya. Karena itu, sekarang saya merasa lebih rileks. Mungkin juga karena kemenangan di Paris.